Keseimbangan..

Keseimbangan.....seimbang........imbang..... tentunya langsung ingat dengan timbangan atau neraca yang seimbang kanan dan kiri. dimanai semua orang sudah tahu artinya yaitu "tidak berat sebelah". walaupun keseimbangan belum tentu memiliki bobot yang sama (mungkin ada sedikit lebih berat) namun masih dalam range tertentu yang dianggap seimbang.

Tetapi juga kita harus Bijaksana melihatnya, dan lucunya banyak orang yang salah mengartikan arti tidak berat sebelah itu sebagai "netral", karena definisi 'netral' bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang bilang kalau netral itu berarti melarikan diri atau tidak berani bersikap, atau dikatakan tidak memiliki pendirian. Bahkan ada kalanya orang yang netral itu sering mendapat kecaman dan intervensi.
Padahal bagi mereka yang bijaksana mengerti benar bahwa ada waktu atau saat dimana kita harus bersikap netral, ada waktu kita dapat bersikap tegas, inilah kebijaksanaan para suciwan.
Ahli hukum mengenal benar Neraca Keadilan dan selalu didambakan bagi mereka yang menuntut keadilan. Seorang Hakim yang tenang dan bijaksana tidak mudah terbawa perasaan dan permainan hati nurani, ia harus bersikap netral dalam melihat suatu perkara, dan ketenangan yang seimbang akan membawa hasil yang baik dan bijaksana.

Hidup itu penuh dengan keseimbangan, karena memang kehidupan itu penuh dengan dua hal yang selalu bergantian, ada malam dan ada siang (gelap-terang); ada baik dan buruk; dipuji dan dicela, hitam dan putih, dll.
Keseimbangan hidup itu ternyata sangat dibutuhkan bagi setiap manusia, dari keseimbangan mental atau bathin sampai keseimbangan jasmani. demikian juga dengan keduanya saling berkatian satu sama lainya.

Demikian manusia memiliki Jasmani dan Rohani yang juga harus seimbang
Bila fisik kita sehat maka bathin kita pun harus sehat agar dapat memiliki keseimbangan hidup.
bila bathin ini sakit, sudah pasti jasmani kita pun melemah, denyut jantung dan darah kita bergerak lebih cepat lagi, karena kemarahan, emosi dan gejolak jiwa yang akan mempengaruhi organ indera jasmani kita. Demikian sebaliknya bila fisik ini telah lemah dan lelah sudah tentu membutuhkan istirahat yang cukup untuk menenangkan pikiran kita. Bila fisik sakit, dan selama bathin tidak ikut sakit maka masih mudah disembuhkan, tetapi bila jasmani dan bathin ini sakit, memang agak sukar untuk disembuhkan.

Bagi mereka yang 'gila bekerja' sampai kadang melupakan fisiknya sendiri, cobalah untuk berhenti sejenak dan periksalah diri anda sendiri, kenalilah tubuh anda lebih dalam lagi, dan sadarilah selama anda belum terkapar di rumah sakit masih ada waktu untuk kembali menyeimbangkan metabolisme tubuh anda, dan mengurangi beban mental anda. lihatlah keluar jendela, masih banyak keindahan alam yang perlu kita syukuri dan memang mereka hadir untuk kita, tataplah orang-orang yang kita cinta, berikan sedikit waktu untuk mereka, karena selama ini waktu telah banyak terbuang untuk diri sendiri.

Demikian juga dengan maraknya persoalan hidup manusia, membuat kita lupa diri akan kontrol dan kendali dari semua tindakan kita melalui pikiran, ucapan dan perbuatan kita. kita sering terbawa luapan perasaan, dengan lontaran kata yang pedas dan tidak terkendali lagi, maupun perbuatan yang jauh diluar nalar kita. Dengan adanya keseimbangan dalam pola pikir kita, seimbang dalam tingkah laku kita, kita dapat menyadari bahwa segala sesuatunya memiliki dua sisi. Bila selama ini terlalu banyak sisi negatif dalam diri kita, marilah memunculkan sisi positif yang belum muncul.

Dalam pandangan Buddhis, Tidak seimbang pun dapat menimbulkan dua sisi yaitu kebahagiaan dan penderitaan. Bila Sisi negatif terlalu besar mempengaruhi kita, maka pasti akan lebih berat ke sisi penderitaan, dan perlu segera diambil tindakan preventif untuk menyeimbangkan atau menambah beratnya agar menuju pada kebahagiaan.
Bila kekuatan kebajikan ini begitu berat dan sudah pasti condong ke arah kebahagiaan, ketidakseimbangan ini adalah ketidakseimbangan yang positif dan sangat baik serta bermanfaat. jadi "tidak seimbang" pun tidak selamanya buruk, selama bermanfaat bagi diri kita, bermanfaat bagi orang lain, tidak merugikan dan menyakiti diri sendiri maupun orang lain.

Pola pikir juga demikian dasyat bekerjanya, ketika nurani seseorang sudah tidak lagi dapat terkendali, gejolak jiwa dapat saja menghancurkan diri sendiri dan orang lain. Mereka yang diliputi oleh kemarahan menyakiti dan menjatuhkan orang lain tanpa disadari mengali lubang untuk dirinya sendiri.
Pola pikir yang sempit hanya membawa ketidaktenangan bagi diri sendiri, dan kurangnya wawasan hanya membawa pandangan yang terpaku pada satu bagian saja, tidak dapat melihat secara keseluruhan dengan baik, seperti orang di dalam benteng yang tertutup rapat, tidak dapat melihat kejadian di dalam dan di luar benteng, ia dapat mengenali dengan benar keadaan di dalam, tetapi tidak pernah tahu kejadian sesungguhnya di luar benteng.
Mereka yang menjadi penjaga menara di atas benteng, selain mengenal dengan baik keadaan di dalam benteng, juga mengenal dan dapat melihat dengan jelas keadaan dan perubahan yang terjadi di luar benteng dengan jelas.

Kenali dulu diri kita baru dapat mengenali orang lain, kendalikan dulu diri kita baru dapat mengendalikan orang lain. Bila kita tidak mau mendapat perlakuan tidak baik dari orang lain, maka perlakukan orang lain seperti apa yang ingin kita dapatkan dari perlakuan orang lain.

Salam Mudita,
Neng Xiu


Damai dalam Hati

Dalam dalam Hati: "Mudah untuk diucapkan..... tetapi sangat sulit dilakukan!"
ini adalah ungkapan yang biasa klise di ucapkan setiap orang yang merasa sulit menemukan kedamaian.
Bahkan bagi mereka yang merasa sudah memiliki sedikit ketenangan bathin sekalipun, masih sulit mempertahankan ketenangan itu ketika satu "tamparan" mendarat di pipinya. Apalagi tamparan dalam bentuk kasat mata yang menampar harga dirinya dan ke'Aku'annya, akan meledak rasanya dan lenyap sudah raut ketenangan di wajahnya.

Hal ini adalah hal biasa karena kita adalah MANUSIA. seorang manusia biasa yang belum terlepas dari Kekotoran bathin, belum terlepas dari kesombongan, keangkuhan dan keserakahan, serta kebencian.
Masih diliputi oleh keinginan akan nama baik, jabatan, dan pujian. sulitnya untuk menerima kritikan, dan ingin selalu tampil dipermukaan. padahal tanpa disadari kita sering menilai orang lain, menjudge atau menghakimi orang lain tanpa melihat kekurangan dan kesalahan kita sendiri.

Kedamaian tidak akan muncul hanya karena teori diatas kertas, kedamaian juga tidak dapat muncul bila hanya melihat dari kulit luarnya saja. Kedamaian harus dirasakan, dijalani, dipraktekan.
Tidak membuat rugi diri sendiri dan tidak pula membuat rugi orang lain. Tidak menyakiti diri sendiri, dan tidak menyakiti orang lain.
Melatih kesabaran kita , membuat kita dapat melihat segala persoalan dengan lebih jernih lagi.
Praktek yang sulit untuk menciptakan kedamaian, padahal Ajaran universal ini berlaku kepada siapa saja dan mengatasi ruang dan waktu, tetapi sulit diwujudkan, selama kemarahan, kebencian, kebodohan bathin masih menguasai kita semua.
tetapi apapun bentuknya kita bertekad untuk mewujudkan hal tersebut, dimulai dari dalam hati, dimulai dengan mengintrospeksi diri sendiri, dimulai dengan melihat bentuk-bentuk pikiran kita, dimulai dengan semakin membuka diri kita, melihat bahwa setiap orang memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk.
Tidak ada orang yang 100% baik dan tidak ada orang yang 100% jahat......... dengan menyadari hal ini semoga hidup kita akan jauh lebih damai.

Damai di Hati, damai di Bumi, damai di Surga, Damai di Neraka.
Bila semua manusia telah diliputi oleh kedamaian maka calon penghuni neraka akan berkurang.
Semoga Bumi kita selalu diliputi oleh kedamaian yang sejati.

Salam Mudita,
neng Xiu


Pelimpahan Jasa Untuk Leluhur

Mudita Center akan mengadakan Upacara Pelimpahan Jasa kepada leluhur sehubungan Jing Ming Jie (Ceng Beng).
Acara akan diadakan Pada Hari Minggu, Tanggal 5 April 2009. Pukul 08.08 Pagi sampai dengan selesai

Bagi yang berniat untuk mempersembahkan Jasa Kebajikan kepada leluhur bersama Mudita Center, dimohon pada kebaktian Upavasatha ce-it 27 maret atau Kebaktian Minggu 29 Maret dapat mendaftarkan di kantor Mudita Center, dengan membawa pas foto alm/h
atau via email: mudita.center@yahoo.com

PS: Acara ini hanya membacakan doa bersama dan melimpahkan jasa kebajikan kepada leluhur.
Salam Mudita,
Mudita Center

Harapan.......

Sejak dilahirkan semua orang memiliki harapannya sendiri, bahkan sebuah embrio pun punya harapan Untuk dilahirkan menjadi manusia, setelah lahir bayi sekalipun punya harapan untuk hidup bahagia.

dari kehangatan yang didapatkannya, pengalaman indah yang mengisi kehidupannya, dan perjalanan menuju kedewasaan, tentunya semua manusia memiliki harapan untuk hidup bahagia. Sampai pada saat terakhir menjelang kematianpun seseorang memiliki harapan untuk meninggal dengan bahagia.

 

Harapan ada bermacam-macam bentuk... ada harapan yang dapat diterima oleh akal sehat, sampai harapan yang muncul dari hayalan dan fantasi yang tercipta dari pikirannya sendiri.  Ada juga harapan yang kesannya tidak mungkin terjadi tetapi dapat terjadi dan terwujud seperti cerita Cinderllela dan sepatu kaca maupun cerita Putri Salju dengan Tujuh Kurcaci.

 

Yang sering kita abaikan, dan kurang mendapat perhatian adalah 'Harapan' mereka yang sedang sakit parah, atau 'Harapan' mereka yang sedang menjelang meninggal. terkadang kita kurang memperhatikan HARAPAN TERAKHIR (last Hope) dari seseorang yang hampir tidak berdaya menghadapi hidupnya dan sedang 'bingung' dalam mempersiapkan kehidupan barunya di kelahiran selanjutnya ini.

 

"Harapan Terakhir" kesannya biasa saja, tetapi kekuatannya luar biasa, sebuah harapan yang tulus baru akan muncul saat menyadari hidupnya tidak akan lama lagi. kadang kedengaran konyol dan lucu mendengar mereka yang hampir koma, memohon untuk makan ice cream, atau menghisap rokok untuk yang terakhir kalinya....... tentunya keluarga tidak akan mengizinkan karena banyak alasan secara medis. tetapi hasil akhirnya kita dapat melihat mereka yang tidak terpenuhi keinginannya biasanya akan semakin sedih dan semakin drop....dan bagi mereka yang dapat memenuhi keinginannya akan terlihat raut wajah sangat bahagia, dan tenang walau kematian pun tidak dapat dihindari tetapi mereka biasanya akan meninggal dengan bahagia.

 

Menurut Elizabeth Kubler Ross  yang meneliti tentang gejala kematian dan fenomenanya, kebanyakan orang yang akan meninggal telah mengetahui kapan ia akan meninggal dan biasanya memiliki keinginan dan harapan yang khusus. tetapi banyak dari kita yang mengabaikan harapan mereka, akibatnya mereka bertambah strees dan meninggal dengan tidak bahagia. Ada juga mereka yang meningal dengan bahagia karena harapannya dapat dipenuhi oleh keluarganya.

inilah kadang dibutuhkan kebijaksanaan yang sulit dijalankan oleh kita orang biasa. ada jenis penyakit yang dapat sembuh total dari perawatan yang sedang dijalani, ada juga yang sulit untuk disembuhkan dan hanya menunggu waktu

 

Dendam, dan kebencian menjadi racun yang sangat berperan disaat-saat menjelang kematian, racun itu dengan cepat menyerang seluruh tubuh dan otak manusia, walau bukan racun sungguhan yang mematikan, tetapi racun ini telah membuat perasaan seseorang berkecamuk luar biasa, segala penyesalan akan datang dan menghantui dirinya, seluruh gambaran kehidupan dan kenangan-kenangan manis dan pahit akan muncul seperti video yang diputar berulang-ulang, dan akan sangat mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuhnya.

maka dari pada itu biasanya keluarga akan berusaha untuk saling memaafkan dari semua kesalahan yang pernah dilakukan.

 

Biasanya orang yang akan meninggal mengerti benar akan dendam dan benci yang selama ini menghantuinya perlu diselesaikan sebelum ajal menjemput dirinya, maka pihak keluarga bila  mengetahui ada seseorang yang selama ini menjadi beban hidupnya  dapat membantu dnegan mempertemukan mereka tetapi dengan kehendak baik penuh cinta dan pintu maaf yang terbuka lebar.

selesaikanlah semua dendam dan kebencian ini sebelum semuanya terlambat......

 

Memperoleh pancaran cinta kasih, kedamaian, dan kesejukan jiwa, inilah Harapan terindah yang diinginkan semua mahluk di dunia. Marilah kita pancarkan cinta kasih pada sesama, memberikan pesan kedamaian pada semesta alam, memberikan air kesejukan jiwa bagi mereka yang dahaga. Dan yang terpenting adalah dapat menerima kenyataan yang datang padanya apapun juga. Harapan yang terwujud maupun harapan yang tidak pernah kunjung tiba, semua adalah milik kita yang harus kita syukuri.

Bila harapan itu tidak dapat terwujud tidak perlu patah semangat, dan dapat menerima realitas hidup dengan tetap berjalan pada keindahan, ketenangan, kedamaian dan tetap semangat memunculkan harapan-harapan yang baru..

 

Berharap bukan berarti menjadi pemimpi, berharap tanpa harus melekati.....

siapa yang senang mewujudkan harapan bagi orang lain, tanpa sadar harapan baginya akan datang mendekat dengan sendirinya.

 

salam mudita,

neng xiu 

www.muditacenter.com


ketakutan..... perlukah?

Sesungguhnya setiap manusia memiliki ketakutan, dan kadang bentuk ketakutan itu ada yang beralasan dan yang tidak beralasan. Banyak sekali orang yang hidup dihantui ketakutan itu sendiri.
Bila kita bisa melihat kenyataan dan bentuk-bentuk ketakutan dari cari berpikir kita, ada kalanya kita akan tertawa, ataupun menangis.

ada halnya ketakutan itu tidak menjadi kenyataan, karena kenyataan yang terjadi malah sebaliknya tidak seperti apa yang kita bayangkan inilah yang menyebabkan kita masih bisa tertawa. dan hebatnya pikiran kita telah menghabiskan banyak energi untuk merekayasa hal-hal yang belum terjadi.

Ada juga mereka yang karena ketakutan yang luar biasa itu akhirnya menjadikan dirinya penuh dengan kesedihan dan ratap tangis. dan sudah pasti kenyataan yang terjadi yah sudah dapat ditebak penuh dengan air mata dan dunia yang kelam.
Ketakutan yang sudah menghantui dan membayang-bayangi kita inilah menyebabkan kondisi-kondisi baru tercipta sehingga apa yang kita takutkan segera terjadi.
bahkan tanpa disadari kita sudah menciptakan penderitaan baru sendiri dari apa yang seharusnya terjadi.

Jadi gimana dong untuk mengatasi ketakutan kita?
cukup satu kata: "realistislah!"
siap menerima apa yang menjadi bagian dari hidup kita,
siap belajar apa yang harus di rubah dari pola pikir kita,
siap menjalani kenyataan hidup dengan sukha dan dukhanya,
hidup saat ini, jangan habiskan pikiran kita untuk memikirkan yang belum terjadi di depan.
masa lalu menjadi pelajaran berharga untuk saat ini dan masa depan.
tetapi jangan biarkan bayang-bayang gelap masa lalu menghantui kita,
dan masa depan ditentukan dari USAHA saat ini,
masa depan akan menjadi indah bila kita mengisinya dengan keindahan
tetapi akan menjadi buram bila kita tdiak mengerti menjalankan hidup ini.
Segala yang terjadi biarlah terjadi
yang belum terjadi tidak perlu ditakutkan.
bila ada rasa takut itu hal yang wajar
tetapi tidak perlu hidup dalam ketakutan.
hiduplah realistis.
Sebarkan cinta ke penjuru dunia, maka dunia akan mencintaimu.

salam mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com


Hilangnya Kesadaran dan Pengendalian diri

Ia terdiam membisu disudut kamar itu, tiada satu pun suara keluar dari mulutnya yang kecil, ia juga tidak memperdulikan siapapun yang mencoba hadir untuk memberikan perhatian dan rasa kasihan. Semua itu berawalnya dengan tertutup mata hatinya, dan hilangnya kesadaran yang mengakibatkan khilafnya seorang anak karena letupan emosi jiwa dan melukai perasaan orang yang paling dicintainya.
Ucapan yang tidak terkendali, dan perlakukan yang tidak pantas yang tidak lagi terkendali menyebabkan robohnya sang bunda tercinta terkapar tanpa suara.

Sang Ibu sebagai orang tua yang selama ini telah membesarkan dan merawat dirinya berakhir kritis di rumah sakit, karena perlakuan dari anaknya yang melukai perasaannya yang paling dalam, air matanya telah terkuras habis memenuhi lautan samsara, rambutnya semakin cepat memutih dari usia yang seharusnya, kesabarannya pun telah tidak dapat terbendung, detak jantungnya semakin kuat dan sampai akhirnya jantungnya tidak lagi mampu menahan serangan gejolak emosi yang mendadak menghantam klep jantungnya. Kejadian yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya, sosok renta sang ibu akhirnya terbaring di ruang ICU, mengalami serangan jantung dan tidaki dapat lagi diselamatkan.

Penyesalan  yang sangat dalam dari sang anak, menyebabkan dunianya yang berwarna menjadi hitam putih, dan berada dalam bayangan kelam abu-abu. Dirinya telah terpaku tanpa bisa berlari dari kenyataan yang menimpa dirinya. dengan wajah yang hitam legam karena marah, sedih, dan kebingungan, dari bibir yang kering keluar sumpah serapah menyalakan dirinya sendiri, tubuhnya bagai terpasung di dalam kamar yang sempit, tidak dapat menikmati lagi dunia indah penuh harapan yang ada di luar sana.

Semua orang menyalakan dia, semua karenanya, semuanya telah terlanjur......
waktu tidak dapat dikembalikan, untuk menarik semua ucapannya, untuk menarik semua perbuatannya, untuk tidak menyakiti ibunya, untuk menghindari serangan jantung yang menyerang sang bunda tercinta. semua telah terlambat...... dirinya melambung dalam dunia abu-abu yang tidak lagi jelas arahnya, antara ada dan tiada, antara hidup dan mati, antara sadar dan tidak sadar, bahkan dapat dikatakan antara gila dan setengah gila........

Cerita di atas hanyalah fiksi karangan saya belaka, tujuannya agar kita dapat merenung, kalau saja cerita tersebut terjadi pada diri kita, karena penyebab dari semua itu banyak hal dan beraneka warna tetapi memiliki satu benang merah yang sama, yaitu karena gejolak emosi jiwa, hilangnya kendali dan kontrol dama segala tindakan kita, menyebabkan hancurnya kehidupan kita sendiri dan orang lain, bahkan orang yang kita kasihi.

Banyak orang yang karena masalah sepele maupun masalah besar dalam hidupnya, dapat menyebabkan perpecahan dalam keluarga, permusuhan dan perkelahian yang hebat, kebencian dan gejolak emosi jiwa yang sering kali merengut korban, karena harga diri, karena perbedaan pendapat, karena perbedaan persepsi dan hilangnya kesadaran dan pengendalian diri.
 
Cerita ini masih bisa dikembangkan menjadi novel yang panjang, tetapi inti dari semua ini adalah saya mengajak kita semua berpikir dan merenung, apakah yang akan kita lakukan bila hal tersebut menimpa diri kita? apakah kita sering menyadari akibat yang akan terjadi apabila kita sudah "lupa diri"?
 
Salam Mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com


Ketika bingung memilih? Gitu aja kok repot!

Banyak orang yang sering bimbang dalam mengambil suatu keputusan, apalagi keputusan besar yang menyangkut dirinya sendiri. Dimana membutuhkan banyak sekali pertimbangan dan cara pandang yang tidak mudah.
Hal ini akan membuat diri kita semakin terpacu untuk mengambil langkah pasti dalam hidup kita, atau sebaliknya semakin bimbang dan bingung dalam menghadapi jalan yang akan kita tempuh.

Demikianlah kepastian dan ketidakpastian akan hidup tentu dapat menjadi suatu ketidakjelasan yang mungkin dapat juga menjadi pertanyaan besar tentang hidup kita.
mereka yangtidak memiliki pegangan hidupnya akan senantiasa bingung dalam menjalani hidupnya. tidak jarang pula yang telah memiliki pegangan hiduppun masih bisa nyasar dan tidak menemukan arah langkah yang pasti dalam hidupnya.
hanya kebijaksanaan yang cukuplah yang mampu menjadikan diri kita mantap dalam melangkah.
Tapi kebijaksanaan itu pun tidak muncul tiba-tiba, ia datang karena kondisi, baik kegagalan yang pernah dialami seseorang, atau pengalaman pahit yang didapatkan adalah merupakan bibit awal munculnya benih-benih kebijaksanaan itu sendiri.
jadi orang yang bijaksana tidak akan pernah takut nyasar, tidak akan pernah takut gagal, dan selalu menghargai apa yang telah diusahakan sebelumnya, dan terus melangkah dalam ketenangan dan kedamaian.

Persoalannya kita semua masih jauh dari bijaksana, maka dari pada itu tetap masih bingung dalam melakukan pilihan terpenting dalam hidup kita.
caranya gimana dong agar kita bia berjalan di jalan yang benar?
mudah saja sala kita memiliki suatu keyakinan yang benar, memiliki pandangan yang benar, dan dapat selalu mendengarkan suara hati kecil kita, tetapi karena suara hati kita terkadang sangat sulit terdengar, oleh karena permainan perasaan kita yang selalu bergejolak menutup suara dari nurani kita.

Bila saja kita dihadapkan pada kondisi untuk memilih,
pilihlah yang sesuai dengan hati nurani kita, pilihlah dengan hati yang tenang dan dingin, bukan dengan emosional, bukan dengan gejolak perasaan, bukan dengan ketidakpastian, tetapi semua itu harus dilakukan dengan tanpa paksaan...
apapun pilihannya tentunya harus bermanfaat bagi jalan yang akan kau tempuh kedepan,
dapat menjadikan hidupmu jauh lebih bermakna, dapat menjadikan pegangan yang baik, dapat memberikan jalan terangbagi hidupmu. itulah pilihan yang baik.
proses memilih pun terkadang kita terpengaruh dengan suara-suara dari luar,
terpengaruh pandangan-pandangan yang terekam dalam ingatan kita karena pengalama masa lalu baik yang menyakitkan maupun yang bermanfaat.
jadi... marilah kita belajar untuk mengambil keputusan sendiri, belajar untuk menghargai setiap suara hati kita... belajar untuk lebih tegas, tentunya belajar untuk berpikir simple dan tidak membuat rumit pikiran kita yang memang sudah rumit.

Mau pilih? pilih aja gitu aja kok susah...
hahhahahahaa......
ok deh
selamat memilih jalan hidupmu...

salam mudita,
neng xiu
www.muditacenter.com


Surat Cinta untuk Bumiku

Kemarin Hujan Es kembali menimpa kota kembang, setelah sekian lama tidak mendapat 'hadiah' batu es yang jatuh dari langit. Banyak orang yang bertanya apa yang sedang terjadi di langit sana?
apakah di kerajaan langit juga terjadi tawuran? hahhahaa....

Untungnya kita telah hidup di jaman modern, dimana fenomena ini bukan lagi fenomenal!
Karena perubahan cuaca yang tidak bersabahat, hujan tidak lagi turun tepat pada musimnya.
air hujan pun membeku seketika menjadi bongkahan es sebesar kelereng,  turun ke satu tempat di bumi ini yang membuat 'benjol' kepala manusia, dan memberikan tanda 'kenang-kenangan dari langit' di bagi setiap orang.

Banjir merupakan persoalan besar di beberapa waktu lalu, tetapi menjadi hal yang biasa sekarang ini, yang penyelesaiannya masih saja sebatas teori diatas kertas.
hujan deras satu hari telah membuat kacau lalu lintas jakarta, dengan kemacetan dimana-mana.
apalagi kalau Hujan tidak kunjung berhenti dalam satu masa....
Apakah Bumi kita sudah tidak mampu lagi menampung derasnya air untuk langsung meresap ke dalam tanah? atau memang sudah tidak ada lagi tanah untuk meresap air? apakah semen dan beton telah menutupi sebagian dari bumi ini?

Fenomena alam tetaplah fenomena alam, semua ada hukumnya.
tetapi Hukum manusia tidak ada yang mampu membuat ketertiban dan keserasian dengan lingkungan.
membuat hidup ini makin sulit. kesulitan yang dibuat karena kita sendiri......
Bumiku tak kuasa menampung derasnya air yang datang padanya,
langitku tidak hanya menangis mengeluarkan tetasan air matanya.
Air mata dari langit pun membeku menjadi bongkahan es...
walau fenomena ini hanya terjadi di satu tempat, tetapi bayangkan bila terjadi disetiap tempat?

Tenang saudaraku........
tidak perlu khawatir karena ini belum apa-apa,
beberapa orang berkata ini tanda-tanda kiamat...
padahal fenomena yang sama telah ada telah sejak ribuan tahun lalu...
tetapi bumi ini masih tetap kokoh menampung para manusia yang semakin hari semakin melupakan dirinya.. Bumiku tetap bertahan dalam usianya yang telah sangat renta...
Dahulu kala hanya pohon-pohon besar yang mengapai langit yang berdiri diatasnya..
tetapi sekarang gedung-gedung pencakar langit yang menancap kokoh ke tubuh bumiku...

Bumiku tidak takut untuk dikasihani... tetapi kasihan para manusia yang ada diatasnya..
mereka ketakutan, mereka tidak tenang, mereka gelisah.....
tetapi banyak juga yang lupa diri, larut dalam segala bentuk kejahatan...

Bumi hanya tersenyum bahagia karena masih banyak orang baik di dunia ini......
masih banyak orang yang peduli dengan alam dan lingkungan kita,
masih banyak orang yang memiliki rasa kepedulian pada sesama...
masih banyak lagi yang memilki bibit-bibit bajik yang disebar keseluruh penjur bumi ini...
agar tanaman kebajikan tumbuh subur menghiasi bumiku
agar bumiku kembali awet muda...
dan yang pasti jangan khawatir kiamat itu belum akan datang...
karena ada banyak teman-temanku yang selalu tersenyum ramah kepadamu wahai bumiku...
mereka selalu memacarkan getaran kedamaian dan gelombang cinta menembus ke dalam dasarmu.
Semoga engkau Panjang Umur wahai Bumiku...

salam mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com


Perang Kasih Sayang dan Banjir Cinta

Tujuan berperang adalah menaklukan orang lain atau kelompok lain yang dianggap sebagai musuhnya. Musuh yang dirasakan akan mengancam kedudukan dan posisinya. Saling menaklukan dan saling menunjukan masing-masing kekuatan dan kemampuannya.

 

Bila selama ini tidak ada perang yang tidak memakan korban nyawa, tidak ada perang tanpa kekerasan, tidak ada perang yang tanpa membenci. semua dilakukan hanya demi harga diri dan egoisme belaka. Dari perang nuklir sampai perang mulut. dari perang fisik sampai perang bathin, dari perang senjata sampai perang sihir dan ilmu magic.

semua hanya menimbulkan perpecahan, menimbulkan keretakan, dan menimbulkan kekhawatiran, menimbulkan banyak korban yang tdiak bersalah. Tidak ada orang yang bisa tidur nyenyak selama berperang, tiada orang yang dapat merasakan nafasnya mengalir dengan tenang selama perang.

 

Apalagi perang mulut hanya membuat nafas menjadi lebih berat dan berbau kurang sedap, perang mulut hanya akan menambah sariawan di mulut kita, dan hanya hawa panas dari ucapan yang pedas yang keluar dari mulut kita. inilah perang mulut.  

 

Perang Konsep dan Perang pendapat dalam tulisan, banyak sekali yang paling senang bermain dengan kata-kata untuk menghancurkan pendapat orang lain, atau ide orang lain, dalam dunia maya paling sering kita baca jenis perang yang satu ini. semua merasa dirinya benar, padahal memang dari kacamata yang berbeda semua mungkin ada benarnya hanya saja, sulit membuat orang lain melihat hal yang sama dari kacamata yang sama.

mata setiap orang saja tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya,  cara memandang dan objek yang dilihat pun tidak sama. contoh nyata ambil sebuah foto atau gambar, tanya pada 5 orang yang berbeda dalam hitungan 5 apa yang dia lihat, objek apa yang paling berkesan? pasti dari kelima orang tersebut bisa ada yang sama dan pasti banyak yang beda. apalagi bentuk dan jeni pikiran masing-masing orang tidak akan pernah sama. Makanya dari pada perang pandangan, atau konsep. mendingan perang main scrabble aja, dan main word challenge aja hahhaha.

 

Padahal musuh utama manusia bukanlah orang lain, bukan juga kondisi diluar diri sendiri, melainkan musuh utama kita adalah diri sendiri, 3 akar kejahatan dalam diri lah yang perlu ditaklukan. Keserakahan, Kebencian, dan kebodohan bathin.

 

Nah marilah kita berperang kasih sayang aja....

perang untuk menaklukan diri sendiri jauh lebih baik dari pada menaklukan orang lain dengan kekerasan, sebaliknya menaklukan diri sendiri dan orang lain dengan kasih sayang jauh lebih berarti dan akan selalu dikenang sepanjang masa.

 

Semakin seru melempar peluru kasih semakin disayang, dapat membunuh 'keras' hatinya seseorang, semakin terasa kasih diantara mereka, semakin mencairnya kebekuan hatinya, semakin penuh dengan rasa sayang antara mereka. Kasih yang ditanam dalam setiap insan manusia, iibarat menanam bom waktu, dan bila waktunya telah tiba maka kasih itu akan meledak dalam tangis haru dan penuh kasih sayang antara kerabat, saudara dan mereka yang kita kasihi.

 

Perang kasih sayang akan sangat bermanfaat bagi menghibur hati mereka yang sedang bimbang, bingung dan sedih, mereka dapat merasakan setiap getaran dari ledakan dasyat bunga-bunga kasih yang harum dan semerbak mewarnai jiwa manusia.

Hasil ledakan dasyat itu bukan hanya memporakporandakan keangkuhan manusia, dan kekakuan dan kekerasan hati manusia, mereka yang terkena ledakan dan serang peluru kasih itu akan banjir cinta yang tidak akan pernah memakan korban.

 

Banjir cinta akan mengalir deras menghiasi setiap relung jiwa manusia, bunga-bunga cinta akan selalu bermekaran mengantikan bunga-bunga api nafsu dan api emosi jiwa, bunga kesejukan jiwa yang memenuhi seluruh sisi bathin yang kering.

Banjir cinta akan membantu siapa pun yang membutuhkan perhatian, membutuhkan kasih sayang.

 

Bila perang kasih sayang ini telah berakhir, dengan banjir cinta yang memenuhi seluruh pelosok bumi, maka bumi ini pasti dipenuhi dengan pohon-pohon kesejukan jiwa, bunga-bunga keindahan jiwa. Bumi ini mungkin dapat terhenti dari pemanasan global yang dikarenakan emosi dan gejolak jiwa manusia. Bumi ini akan selalu sejuk dan damai.

Damai bumiku karena damai di hatimu.

 

Salam Mudita

Neng Xiu

www.muditacenter.com 


Mencari Mata Rantai yang Hilang

Sebuah rantai terdiri dari berbagai mata rantai, dan satu dengan yang laininya saling terhubung, serta tidak dapat di putus satu dengan yang lainnya, barulah disebut dengan rantai.

Rantai baja, memiliki kekuatan yang paling baik, dapat digunakan untuk alat-alat berat dan rantai jangkar, serta sangat bermanfaat bagi yang mengerti mengunakannya.

Rantai Persahabatan juga sangat berarti bagi kehidupan seseorang, ketika kita memiliki banyak sahabat dan saling menjaga satu sama lainnya rantai ini sangat kokoh dan kuat, tetapi begitu mendapat persoalan dan keretakan satu dan lainnya, rantai ini terancam putus. Sekali satu mata rantai putus kebanyakan sulit menghubungkan kembali bagian yang telah terputuskan.

Bila saja satu mata rantai hilang, rasanya rantai bukan lagi menjadi satu bagian yang utuh. artinya bila kita kehilangan seorang sahabat yang pernah datang dalam hidup kita, pasti ada sesuatu yang hilang dalam diri kita. ada bagian yang kurang lengkap dalam keseharian kita. Mungkin ia hilang tanpa berita, atau ia sudah bukan lagi menjadi teman kita karena salah paham yang menyebabkan perpecahan, atau mata rantai itu hilang di telan kedalaman sang laut luas artinya ia telah  meninggalkan kita selama-lamanya.  

Rantai Keluarga dan saudara tentunya merupakan rantai yang jauh lebih kokoh dari rantai persahabatan. memiliki sifat yang sama, dan bisa dirasakan oleh siapapun juga. tetapi sekarang yang sering dirasakan,terkadang rantai saudara ini lebih rapuh dan mudah retak bahkan mungkin lebih  mudah putus.

Hubungan sesama saudara menjadi garing, dan kurang adanya ikatan yang kuat antara saudara kandung, mungkin banyak orang yang lebih dekat dengan teman2nya dibanding dengan saudara kandungnya sendiri. apalagi setelah masing-masing memiliki keluarga sendiri, terkadang rantai saudara ini sedikit rentan, hanya Orang Tua lah yang dapat menjadi perekat yang kuat menjadi mata rantai pemersatu dari rantai-rantai keiuarga ini. Ketika orang tua telah tiada, permasalahan yang sering muncul adalah putusnya mata rantai perekat ini, sehingga terkadang rantai yang panjang terputus menjadi beberapa bagian, kadang bisa menyatu bahkan terkadang sulit bersatu.

Bila sekarang ini kita merasakan adanya mata rantai yang hilang, cepat cari kembali mata rantai yang masih bisa ditemukan, bila tidak sambunglah rantai yang terputus, atau cari rantai baru dengan mengunakan mata rantai cinta, mata rantai kasih, dan mata rantai kebijaksanaan. maka rantai hidup anda akan terlihat sangat indah dan kokoh.

Salam Mudita,

Neng Xiu

www.muditacenter.com

 


Kerisauan Hati Seorang Ibu

Pagi-pagi Sang Ibu sulit sekali membangunkan anaknya untuk sekolah,
Dengan sedikit suara keras, akhirnya terbangun pula sang anak dari ranjang terbangun dari buaian mimpi indahnya,

Dengan cinta dan kasih sayangnya memasak hidangan pagi untuk sarapan sang buah hati tersayang, tapi sang anak tidak sedikitpun menyentuhnya dan seraya bergegas berangkat ke sekolah.

Dengan tatapan cinta sang ibu menghantar anaknya sampai depan pintu rumah, tetapi tak ada salam apapun yang keluar dari mulut sang anak, hanya doa sang ibu menghantar kepergian anaknya ke sekolah.

Dengan peluh di wajah menghela nafas yang berat kembali melanjutkan tugas dan kerjaan rumahnya, menanti waktu yang segera berganti siang.

Sarapan Pagi pun dinikmati seorang diri, sarapan pagi dimakan siang, dan kembali memasak masakan untuk buah hati tercinta selepas pulang sekolah.

Terdengar pintu rumah terbanting keras, Sang anak bergegas masuk kamar, dan tidak ada kata-kata manis untuk ibunya yang menantinya makan siang. Hanya ucapan ketus “Aku Sudah Kenyang pergi Makan bersama Teman-teman”…
Kembali Sang Ibu dengan sabarnya melanjutkan pekerjaan rumahnya.
Sang anak tidak keluar dari kamarnya,
asik bermain game dan berchating ria di depan komputernya.

Hati Sang Ibu hanya merintih: “sudah sedemikian jauhnyakah jarak antara aku dan anakku?”

Semua Sapaan dan Pertanyaan Sang Ibu selalu dijawab ketus dan tanpa ada arti. bathin sang ibu merintih tersenyum pahit dan sang anak tertawa tak mengerti apa yang terjadi….

Makanan siang dimakan malam hari oleh Sang Ibu. Kembali sang ibu tak berjumpa dengan anaknya yang telah keluar rumah dan baru pulang tengah malam nanti…

Tertidur di sofa menanti kembalinya buah hati, dengan kerisauan dan kekhawatiran di rauh wajahnya, tetapi sang anak tidak pernah melihat kerut di dahinya dan sembab di matanya karena bergadang karena menunggu anaknya kembali ke rumah. Sang anak dengan santainya masuk kamar tanpa perasaan apapun, dan meninggalkan sang ibu tanpa kata-kata….

Siapapun orang tuanya, dan siapapun anaknya, sadarkah kita kejadian ini mungkin sering terjadi atau pernah terjadi pada diri setiap orang, tetapi ada satu hal yang perlu diingat.
cobalah luangkan waktu untuk orang yang kita cintai selagi mereka masih hidup, selagi kita masih memiliki orang yang kita sayangi. jangan sampai penyesalan datang belakangan.

Untuk orang tua Sayangilah anak anda, Kasihilah mereka bukalah jalur komunikasi dengan baik, jadilah teman anda.
Dan Untuk anak, tataplah wajah orang tua anda, peluklah mereka rasakan jeritan hati mereka, dan katakan sayang kepada mereka sebelum semua itu menjadi penyesalan. Ucapkan terima kasih pada apa yang telah diberikannya padamu.

Salam Mudita,
Mudita Center


Semua Berawal dari Ketiadaan

Ketika kita dilahirkan, kita tidak memiliki sesuatu apapun,

perlahan sesuai dengan usia, kita mulai memiliki  segala sesuatunya.

 

Ketika kita dibesarkan kita tidak memiliki Kepandaian apapun, tetapi seiring dengan perjalanan di bangku sekolah, kita memiliki ilmu untuk  dipelajari dan dipraktekan sebagai bekal kehidupan.

 

Ketika kita dilahirkan kita tidak memiliki pasangan hidup, tetapi seiring perjalanan kedewasaan, ada yang pada akhirnya memiliki pasangan hidupnya. Walau  ada yang memilih untuk menjadi pelayan semua orang, tidak menikah dan memiliki lebih banyak teman dalam perjalanan hidupnya.

 

Ketika kita baru membina rumah tangga, kita belum memiliki buah hati, tetapi seiring dengan waktu akhirnya datang seorang anak sebagai buah hati perumah tangga.

 

Ketika bathin ini kosong dan hampa, perlahan banyak persoalan hidup yang menjadi pelajaran terindah kehidupan, perlahan menumbuhkan kebijaksanaan. Dengan banyak belajar, banyak mendengar, banyak bergaul dengan orang bijaksana, kebijaksanaan kita pun semakin hari semakin bertambah.

 

Ketika sesuatu telah kita miliki, kepandaian telah menjadi milik kita, Telah memiliki pasangan hidup yang diinginkan, memiliki buah hati...

tetapi semua orang pasti memiliki dilema dalam hidupnya.

Bila saja kebijaksanaan belum muncul dalam dirimu, maka dengarlah suara hatimu, dengarlah suara lubuk sanubari dan ikuti nuranimu.

Bila kita telah Bijaksini, maka pada akhirnya kitapun mampu menjadi bijaksana?

 

Dengan menganalisa semua keadaan dan kondisi, maka dengan adanya keyakinan pada diri sendiri, dengan membaca dan mendengar perjalanan hidup orang lain, sehingga mampun untuk memiliki motivasi untuk maju dan berkembang. Percayalah kebijaksanaan pun akan muncul dalam diri kita.

menerangi setiap hari-harimu.

 

Sebab dari penderitaan adalah keserakahan, tidak pernah mau puas dengan apa yang dimiliki dan selalu menuntut keinginannya agar terpenuhi.

 

Sebab dari kebodohan adalah tidak mau belajar dan  sifat malas yang sulit dikendalikan, menutup diri untuk belajar dan berjuang.

 

Sebab dari kebencian adalah tidak mau bergaul dengan orang lain, menutup diri untuk orang lain, tidak pernah memperhatikan orang lain, sehingga dunia hanya miliknya sendiri,

memiliki iri hati yang berlebihan, dengki, dan senang mengadu domba orang lain, bahkan senang mempermainkan perasaan orang lain, tidak senang dengan kemajuan orang lain,

akhirnya susah memiliki teman perjalanan hidup apalagi memiliki pasangan hidup yang baik.

 

Dengan adanya semua itu bila kita mau belajar untuk berubah, maka benih cinta kasih, dan kebijaksanaan akan tumbuh dengan sendirinya.

 

Salam Mudita

Neng Xiu

www.muditacenter.com