Surat Cinta untuk Bumiku

Kemarin Hujan Es kembali menimpa kota kembang, setelah sekian lama tidak mendapat ‘hadiah’ batu es yang jatuh dari langit. Banyak orang yang bertanya apa yang sedang terjadi di langit sana?
apakah di kerajaan langit juga terjadi tawuran? hahhahaa….

Untungnya kita telah hidup di jaman modern, dimana fenomena ini bukan lagi fenomenal!
Karena perubahan cuaca yang tidak bersabahat, hujan tidak lagi turun tepat pada musimnya.
air hujan pun membeku seketika menjadi bongkahan es sebesar kelereng,  turun ke satu tempat di bumi ini yang membuat ‘benjol’ kepala manusia, dan memberikan tanda ‘kenang-kenangan dari langit’ di bagi setiap orang.

Banjir merupakan persoalan besar di beberapa waktu lalu, tetapi menjadi hal yang biasa sekarang ini, yang penyelesaiannya masih saja sebatas teori diatas kertas.
hujan deras satu hari telah membuat kacau lalu lintas jakarta, dengan kemacetan dimana-mana.
apalagi kalau Hujan tidak kunjung berhenti dalam satu masa….
Apakah Bumi kita sudah tidak mampu lagi menampung derasnya air untuk langsung meresap ke dalam tanah? atau memang sudah tidak ada lagi tanah untuk meresap air? apakah semen dan beton telah menutupi sebagian dari bumi ini?

Fenomena alam tetaplah fenomena alam, semua ada hukumnya.
tetapi Hukum manusia tidak ada yang mampu membuat ketertiban dan keserasian dengan lingkungan.
membuat hidup ini makin sulit. kesulitan yang dibuat karena kita sendiri……
Bumiku tak kuasa menampung derasnya air yang datang padanya,
langitku tidak hanya menangis mengeluarkan tetasan air matanya.
Air mata dari langit pun membeku menjadi bongkahan es…
walau fenomena ini hanya terjadi di satu tempat, tetapi bayangkan bila terjadi disetiap tempat?

Tenang saudaraku……..
tidak perlu khawatir karena ini belum apa-apa,
beberapa orang berkata ini tanda-tanda kiamat…
padahal fenomena yang sama telah ada telah sejak ribuan tahun lalu…
tetapi bumi ini masih tetap kokoh menampung para manusia yang semakin hari semakin melupakan dirinya.. Bumiku tetap bertahan dalam usianya yang telah sangat renta…
Dahulu kala hanya pohon-pohon besar yang mengapai langit yang berdiri diatasnya..
tetapi sekarang gedung-gedung pencakar langit yang menancap kokoh ke tubuh bumiku…

Bumiku tidak takut untuk dikasihani… tetapi kasihan para manusia yang ada diatasnya..
mereka ketakutan, mereka tidak tenang, mereka gelisah…..
tetapi banyak juga yang lupa diri, larut dalam segala bentuk kejahatan…

Bumi hanya tersenyum bahagia karena masih banyak orang baik di dunia ini……
masih banyak orang yang peduli dengan alam dan lingkungan kita,
masih banyak orang yang memiliki rasa kepedulian pada sesama…
masih banyak lagi yang memilki bibit-bibit bajik yang disebar keseluruh penjur bumi ini…
agar tanaman kebajikan tumbuh subur menghiasi bumiku
agar bumiku kembali awet muda…
dan yang pasti jangan khawatir kiamat itu belum akan datang…
karena ada banyak teman-temanku yang selalu tersenyum ramah kepadamu wahai bumiku…
mereka selalu memacarkan getaran kedamaian dan gelombang cinta menembus ke dalam dasarmu.
Semoga engkau Panjang Umur wahai Bumiku…

salam mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com