Pengobatan Gratis Mudita Center 25 Juli 2009
Mari bermudita bersama Mudita Center....
Mudita Center kembali mengadakan pengobatan gratis yang akan diadakan di Balai Pengobatan Mudita Center pada tanggal 25 juli 2009.
Acara ini diadakan untuk menjalankan program sosial dari Mudita Center. Acara yang akan selalu dilakukan rutin untuk menyehatkan masyarakat dan lingkungan sekitar. Sebagai bentuk dari praktek Bodhisatva dalam membantu dan meringankan penderitaan semua mahluk. Seperti Motto Mudita Center :"Be A Bodhisattva For Your Self and Others"
Bila anda ingin mendukung Program ini dapat menguhubungi Mudita Center atau bagi yang ingin berpartisipasi dalam berdana untuk sesama kita untuk aksi sosial ini dapat menyalurkan dana anda ke Rek. BCA 0023026837 a/n Yayasan Mudita. Target Pengobatan ini adalah Untuk 1000 Orang dan bagi yang ingin berdana dapat menyalurkan dana anda Rp. 20.000 per pasien.
Bila anda telah menyalurkan dana anda dapat mengirimkan pesan SMS ke nomor 081808683482. dengan pesan : dana Pengobatan, Nama, Jumlah dana, untuk berapa orang pasien. atau dapat mengirimkan email: mudita.center@yahoo.com
Demikian pemberitahuan dari kami..semoga semua benih kebajikan ini dapat berbuah pada waktu dan keadaan yang sesuai.... Terima Kasih dan Maitricitena.
Salam Mudita.
Mdita Center
Cara bertanya dan Cara Menjawabnya
Siapa mencari siapa? dimana ada apa? kenapa dan mengapa?
semua adalah bentuk pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab, karena kalau di jawab dengan bijaksana akan memberikan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan Pencerahan.
Tetapi kalau dijawab dengan rasa cemburu, keingintahuan, rasa curiga dan penuh ketidak percayaan, maka pertanyaan diatas hanya dpt menumbuhkan perselisihan, dan pertengkaran.
Kebakaran deh!
Jadi bentuk pertanyaan adalah hanya sekedar bertanya, tetapi bentuk ekspresi dan emosi seseorang yang sangat menentukan bagaimana jawabannya.... senang atau tidak senang, bermanfaat dan tidak bermanfaat... menyebabkan seseorang menjadi "bersalah" atau "tidak bersalah".. memberikan hal yang positif atau sebaliknya.....
So bertanya boleh saja... asal tepat waktu, kondisi dan keadaan bathinmu.... sehingga semua baik-baik saja....
Salam Mudita,
Mudita Center
Memaafkan
Kata maaf sulit diucapkan, memaafkan bukan sekedar mulut bicara, tp keluar dari hati yang terdalam.
Mudah mengucapkan maaf pada seseorang, tetapi sulit memaafkan seseorang. Bila ingin meminta maaf, seharusnya tulus dan tidak akan mengulangi lagi pada diri sendiri dan pada orang lain. Dan maafkanlah orang lain tanpa harus menyimpan luka dan dendam di hati… Agar pikiran, ucapan dan perbuatanmu selaras dalam kebenaran!
www.muditacenter.com
Bidadari Kecil dan Orang ‘Besar’
Bidadari Kecil dan Orang ‘Besar’
Posted by nengxiu in Sebuah Renungan
Berlari kau dengan langkah kakimu yang kecil
Bertepuk tangan dengan tangan-tanganmu yang kecil
Bercanda tawa dengan teriakan suaramu yang kecil
Begitu lepasnya mereka berguling di tepi danau kecil
Tak peduli dengan kicauan burung-burung kecil
Inilah kebahagiaan seorang bidadari kecil
Tanpa terasa telah habis waktu semasa kecil….
Kini Ia telah beranjak dewasa dengan jiwa yang besar…
Yang mencoba berlari dengan langkah kakinya yang besar
Berjabat tangan dengan kekuasaan yang besar
Bahkan menangis dan tertawapun dengan suara yang besar
Begitu sering muncul tekan jiwa dari persoalan besar
Inilah kehidupan mereka yang sering merasa ‘besar’
Merasa ‘besar’ kepala, yang merasa ‘besar’ Diri ,
kadang tidak merasa memiliki kemarahan dan kebencian yang besar
yang tidak merasa memiliki Kesombongan dan keangkuhan yang besar
Tanpa terasa telah habis waktunya dengan semua itu.
Bila bisa menaklukan diri sendiri… membuat masalah besar menjadi kecil
Dan bisa mengembangkan perbuatan baik yang kecil menjadi besar..
Mengubah pikiran sempit menjadi pikiran yang lapang…
mengembangkan sisi bathin yang kecil menjadi besar…
Ia selalu berbesar hati dan berjiwa besar…
Mengisi sisi kehidupannya dengan hal-hal ‘besar’ yang bermanfaat
Maka sesungguhnya Ia adalah “Orang yang Besar”
Salam Mudita,
Mudita Center
Semua Terdapat Tidak Jauh Darimu
Semua terdapat tidak jauh darimu
Posted by nengxiu in Sebuah Renungan
Apa yang kau cari disana?
ternyata berada di depan dirimu.
Apa yang kau mau disana?
ternyata tidak jauh dari dirimu.
Apa yang kau bingungkan disana?
ternyata hanya dalam pikiranmu.
Apa yang kau harapkan disana?
ternyata ada dalam setiap usahamu.
Apa yang kau inginkan di sana?
ternyata tepat terdapat dalam dirimu.
Sebenarnya semakin lelah kau mencari
sebesar itulah yang tak pernah kau dapatkan.
Dan apa yang kau telah dapatkan,
itulah yang harus kau nikmati…
Dan sesungguhnya tidak perlu dicari lagi
apa yang seharusnya menjadi ‘milikmu’,
pasti akan dapat menjadi ‘milikmu’
cepat lambat itu hanya waktu.
Sebaliknya apa yang bukan milikmu,
Walau kau kejar, semakin jauh…
Cepat atau lambat hanya lelah yang kau dapatkan…
Syukurilah apa yang telah kau dapatkan…
merasa puaslah atas segala yang telah diusahakan.
terus berusaha mengisi setiap harimu dengan hal yang bermanfaat,
dengan segala motivasi dari ‘perubahan diri’
untuk lebih bijaksana lagi dalam berpikir, bertindak dan bersikap.
Percayalah apa yang kau butuhkan berada selalu di dekatmu
dan tidak pernah meninggalkanmu,
hanya menunggu waktu yang tepat untuk berbuah sesuai dengan apa yang kau tanam.
Bahkan kekuatan ter’agung’ sekalipun berada tepat di dalam dirimu
dan tidak pernah meninggalkan dirimu.
Salam mudita
Mudita Center
Menyebar Bibit-bibit Kebajikan
Menyebar Bibit-Bibit Kebajikan
Oleh: Sramanera Sakya Sugata
Terdapat suatu kisah inspiratif bagi kita semua, yang mungkin terjadi di setiap negara dimana ada ‘Pahlawan Lingkungan’ berada, guna memberikan sumbangsihnya pada Dunia yang sedang berjuang melawan Global Warming.
Puluhan tahun yang lalu, sekelompok anak pencinta lingkungan, menyadari bahwa ada sebagian gunung yang telah gundul, dan gersang, dimana tidak ada lagi pohon-pohon besar yang tumbuh di sana. Tempat mereka bermainpun semakin sedikit dan tidak lagi seindah dahulu.
Suatu hari, pada saat menjelang malam, Dalam perjalanan pulang, mereka berpapasan dengan seorang kakek tua yang sedang tertatih-tatih membawa skop kecil dan sebuntal karung, diam-diam mengali setiap tanah yang dilewatinya, setiap kali berpapasan dengan mereka, kakek tua itu hanya tersenyum sendiri dan bernyanyi seorang diri, tanpa memperhatikan kehadiran mereka sang kakek terus melanjutkan pekerjaannya. Anak-anak yang melihat tingkah lakunya berpikir bahwa kakek itu mengalami ganguan jiwa dan segera meninggalkannya.
Waktupun terus berlalu, akhirnya mereka baru menyadari kehadiran sosok kekek tua itu hanya muncul di waktu menjelang senja. Suatu hari mereka karena rasa penasarannya mengikuti setiap gerak-gerik kakek tua itu. Dengan bernyanyi riang dan dengan penuh hati-hati kakek tua itu mengali lubang di tanah dan kemudian mengambil sesuatu dari karungnya dan kembali menimbunnya kembali dengan tanah yang digalinya. Demikian setiap tiga langkah kakek itu akan berhenti dan melakukan pekerjaan yang sama.
Sampai akhirnya malam pun menjelang, kakek tua itu kembali pulang dengan tertatih2. Esok harinya Anak-anak yang penasaran kembali menguntili si kakek dan mereka segera pengerubungi kakek tua itu dengan berbagai pertanyaan.
“Kakek tua, apa yang kakek lakukan setiap malam di gunung yang tandus ini?” tanya seorang anak.
Si kekek pun menjawab ringan:”Cucuku tidakkah kau sadari gunung ini bertambah gundul? Sejak kakek dilahirkan, ketika kakek seumuran kalian hutan inilah yang menjadi tempat bagi kami untuk bermain, tetapi sekarang karena keserakahan manusia, semua binatang pun kehilangan habitatnya.” Sambil menyeka keringat kakek itu melanjutkan ceritanya:”Sebelum saya meninggal sia-sia, setidaknya saya telah melakukan hal yang berarti untuk kalian kelak, setiap malam hari saya menanam banyak bibit pohon di sini, Di kaki gunung ini setidaknya saya telah menyebar ratusan ribu bibit pohon, mungkin hanya sepersepuluhnya yang dapat bertahan hidup, dan mungkin yang dapat menjadi pohon yang besar hanya sepersepuluhnya juga dari yang bertahan hidup. Mungkin saya tidak akan dapat melihat mereka tumbuh besar dan menjadi pohon yang besar untuk menghiasi hutan ini kembali, karena usia yang sudah sangat renta ini, tetapi setidaknya saya dapat melihat mereka tumbuh berkecambah dan menjadi pohon kecil yang pasti suatu saat akan dapat kalian rasakan.”
Semua anak-anak yang mendengarkan cerita tersebut terdiam tanpa bahasa, orang yang mereka pikir mengalami gangguan kejiwaan ini, ternyata sosok manusia yang berhati mulia, dan tanpa disadari air mata mengalir membasahi pipi mereka, mereka semua tanpa di komando memeluk kakek yang tubuhnya sangat lemah tersebut, dan mereka segera membantu pekerjaan kakek demi mewujudkan harapan terakhirnya.
Tiga puluh tahun telah berlalu, anak-anak yang dulu kecil telah menjadi sosok dewasa, dan telah lama meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di daerah lain, suatu saat mereka kembali pulang untuk berkumpul reunian. Mereka terkejut dan mendapatkan pemandangan indah yang mereka saksikan, hutan gundul yang tandus telah menjadi hutan yang subur dengan pohon-pohon besar yang tumbuh dengan gagahnya. Mereka semua mengingat kembali kenangan saat mereka kecil tentang sosok Alm Kakek Tua yang Berhati Mulia.
Cerita di atas hanya sepenggal cerita dari buku yang pernah saya baca.
Banyak cerita inspirasi dan motivasi yang sejenis, tetapi sudahkah kita merenungkan arti dan makna yang terkandung di dalamnya?
Dalam menjalankan kehidupan ini, banyak hal-hal kecil yang terdengar sepele yang kita tidak sadari manfaatnya yang besar, berapa sering kita menghabiskan waktu untuk memberikan kesenangan pada diri sendiri, sangat amat jarang memikirkan kepentingan orang banyak.
Jangan mudah menyerah dalam mengerjakan suatu hal, tetap kerjakan dan tidak perlu dipikirkan apa hasilnya, karena seperti cerita diatas puluhan ribu bibit yang disebar, seandainya sudah ada sepersepuluhnya yang berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan itu sudah jauh dari cukup, tetapi harus tetap semangat menyebar terus bibit-bibit kebajikan.
Kebanyakan dari kita sering melihat dan menilai seseorang dari tampak luarnya, jarang sekali untuk mengerti pemikiran orang lain, sifat yang sesungguhnya dari orang lain, karena kita sendiri sering tidak mengenal diri sendiri.
Kesalahpahaman memang sering terjadi dalam dunia ini, kita sering diam-diam melakukan hal yang positif tetapi dinilai orang sebagai sesuatu yang negatif, jangan khawatir dan jangan menyerah, selama kita melakukan sesuatu yang benar, tidak merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain, teruskanlah pekerjaanmu.
Segala bibit yang ditanam dan disebarkan pasti akan ada hasilnya.
Jangan ragu untuk terus berbuat kebajikan selama kebajikan itu akan bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain. Selama buah dari perbuatan baik itu tidak dapat kau nikmati saat ini, tetapi itu tetap akan berbuah di masa mendatang.
Demikianlah di bawah ini ada syair penutup yang saya buat tentang menanam:
Petani menanam padi untuk disajikan sebagai nasi di meja makan kita.
Tukang kebun menanam buah untuk memenuhi kebutuhan gizi atas konsumsi buah kita.
Peladang menanam palawija untuk kebutuhan sayur mayur kita.
Peternak menanam kotoran hewan dan sampah organik untuk menjadi pupuk alami.
Pendendam menanam bibit kebencian yang hanya akan memperpanjang siklus dendam dan benci.
Pemarah menanam bibit emosi kemarahan yang hanya akan menunggu waktu meledaknya pembuluh darah.
Perampok menanam kekayaan orang lain yang tidak dapat dinikmati hasilnya dengan tenang dan bahagia.
Pemalas menanam bibit kemalasan yang tidak akan menuai keberhasilan dalam hidupnya.
Pelajar menanam bibit kepandaian untuk menjadi seorang terpelajar.
Pembuat kebajikan akan menanam bibit-bibit unggul kehidupan, yang suatu saat akan menjadi pelindungnya yang memberikan kebahagiaan tiada tara.
Pelatih Sang Jalan menanam bibit dharma untuk memperoleh kebijaksanaan nantinya.
Apa yang kau tanam itulah yang akan kau petik pula....
tanamlah sebanyak-banyaknya bibit unggul nan subur
sehingga bila masa panen tiba,
buah kebahagiaan tidak akan pernah habis kau petik.
Jangan pernah selalu membandingkan tanaman orang lain dengan tanaman kita sendiri...
masing-masing orang memiliki cara dan perawatannya sendiri
rawatlah bibit dan tanaman kita sendiri, kembangkanlah taman hati kita...
agar selalu dipenuhi dengan bunga-bunga keindahan jiwa...
yang akan memancar dan memberikan keharuman pada siapapun yang dapat merasakannya.
Hanya mereka yang mengerti hal ini akan saling menghargai sesama...
bersama dalam merawat taman surga di dunia.......
Taman kebajikan yang muncul dalam setiap insan.
Ditulis untuk Majalah GD edisi Juni-Agustus 2009
www.muditacenter.com
"Magnet Hati" Kehidupan
Kehidupan memiliki misterinya sendiri, Bumi kita memiliki medan magnet yang sangat besar, Alam universe pun memiliki medan magnet dan gaya gravitasinya sendiri, semua berjalan pada orbitnya dan berputar pada porosnya.
Manusia juga memiliki misterinya sendiri, kemampuan yang membuat seseorang bisa menjadi sangat ‘kecil’ maupun bisa sangat ‘besar’… Bila terkukung oleh pikirannya sendiri, manusia menjadi sangat kerdil, Dengan kebesaran hatinya manusia dapat menjadi besar. Kekuatan Pikiran manusia bisa sangat tidak terbatas.
Demikian dengan ‘magnet hati’ akan membuatmu mengenali kemampuan dirimu sendiri..
mengapa ada yang senang berteman dengan kita, mengapa ada yang menolak kita, mengapa ada daya tarik menarik antara kita, dan ada daya tolak menolak diantara kita. Ini semua karena Magnet Hati yang kita miliki.
Menyadari bahwa gelombang magnet yang kita pancarkan, itulah yang akan menarik kembali apa-apa di sekeliling kita yang sesuai dengan gelombang tersebut.
Medan magnet yang positif, akan membawa kebahagiaan… dengan mengunakan kekuatan gelombang medan magnet plus (cinta kasih, kasih sayang, kebijaksanaan, kedermawanan, keramahan, kesabaran, dll) tentunya akan menghasilkan medan magnet yang dasyat luar biasa… akan terpancar ke semesta alam, dan sebagai gaya tariknya yang luar biasa pula, Ia akan memberikan pada kita hal-hal yang positif pula. Ia akan memberimu kebahagiaan, menarik teman2 yang sejalan, selaras dan baik hati pula…
Memberimu kekuatan dalam menjalankan hidupmu, karena semua hal2 yang positif telah menempel pada dirimu….
nah medan magnet negatif tidak perlu dibahas lagi.. karena tanpa disadari, kita setiap saat, setiap moment paling sering mengunakan kekuatan medan magnet negatif ini, hasilnya yah seperti yang sering kita rasakan…. derita tiada akhir…
So mau mengubah hidupmu, tinggal switch “on” atau switch “off” medan magnet hati apa yang ingin kita gunakan………
Hidup ini penuh dengan sukha dan dukha… silih berganti seperti magnet dengan dua sisi…
jangan terlalu banyak mengunakan medan magnet negatifmu… sudah saatnya mengunakan kekuatan dari medan magnet yang positif….
Hayooo berjuanglah!!!!!
Semua ada dalam dirimu.. Gunakan dan rasakan manfaatnya!
Salam Mudita,
Neng Xiu
Sampah Bathin dan Pupuk Kehidupan
Banyak orang yang menderita di dunia ini, dengan berbagai bentuk penderitaan hidupnya sendiri, demikian juga banyak orang yang sering mengeluh dengan derita hidupnya sendiri, tanpa kita sadari inilah yang kemudian menjadi "sampah" bagi hati kita.
Dan lucunya sebagian dari kita, begitu mendapat satu masalah, dengan dirinya maka akan secepat mungkin mencari teman untuk meluapkan dan sharing tentang permasalahnya hidupnya... artinya kita tanpa disadari telah membagi "sampah" bagi orang lain juga.
Dan kenyataan yang terjadi adalah kita jarang membagi kebahagiaan atau bercerita tentang hal yang menarik dan hal yang bahagia kepada orang lain, bila Happy biasanya hanya diri sendiri yang merasakannya. Bila senang hanya dirasakan sendiri oleh dirinya. Ibarat menyimpan "permata" hanya untuk dirinya sendiri.
Terus kita harus bagaimana dong? Nah pertanyaan yang bagus.. Tergantung tekad masing-masing orang. Manusia Besar yang penuh dengan Welas Asih, dan Kasih Sayang akan senang menampung "sampah"nya orang lain dan me"recycle" nya menjadi "Pupuk Kehidupan" yang tentu saja bermanfaat bagi kita semua. Dengan turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan dirinya sendiri, menjadikan deritamu sebagai deritanya.... dan mengubahnya menjadi pupuk yang menyuburkan bibit-bibit cinta kasih dalam diri kita, bibit-bibit kebijaksanaan dalam hati kita.
Bedanya Para Bijaksana yang menampung "sampah" mereka yang menderita, tanpa harus tercemar olehnya. Demikianlah kita yang memiliki masalah, selama belum dapat menyelesaikan masalah hidup kita sendiri, sudah sebaiknya mencari orang yang cocok dan cukup bijak untuk menyelesaikan semua masalah kehidupan bagi diri kita sendiri. Karena tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Marilah jaga diri kita dari "sampah bathin" yang mencemari diri kita, buang semua "sampah" dari dalam diri kita, tidak perlu disimpan dan dibawa-bawa karena itu hanya akan membebani hidupmu. Daur Ulanglah "sampah" bathinmu menjadi "Pupuk Kehidupan"
Salam Mudita,
Neng Xiu
Sang Dosen yang Baik dan Siswa yang Bijak
Cerita ini terinspirasi oleh pengalaman pribadi Li Jia Tong ( 李家同 ) yang merupakan penulis buku, sastrawan ternama di Taiwan. Hubungan beliau dengan murid2nya sangat unik, dan selalu mengajak murid-muridnya secara random untuk menemaninya untuk beraktifitas. Baik di hari biasa maupun hari libur. Walau hanya untuk menemani makan, pergi ke toko buku, bermain tenis, belanja ke supermarket, menelpon bercerita dan bertukar pikrian dengan para murid-muridnya ini.
Tentunya tidak semua siswanya cocok dengan sikap dosennya , ada yang merasa di’teror’, tetapi banyak yang melakukannya dengan sepenuh hati dengan ketulusan tanpa pamrih, karena dosen yang sudah tua ini memang terkenal unik dan penuh dengan cinta kasih. Hubungan yang erat ini masih terus berlanjut walau para muridnya telah menduduki jabatan penting di berbagai bidang.
Dosen yang unik ini, juga tidak sungkan-sungkan membangunkan muridnya dari mimpi indahnya hanya untuk di ‘culik’ menemani bertanding tenis dengan beliau. Pernah ada muridnya rela pindah tidur di bawah ranjangnya hanya untuk menghindari ‘sergapan pagi hari’. Dengan harapan dapat menikmati hari libur dan tidurnya yang nyaman. Memang pengalaman adalah segalanya, Sang Dosen pun tahu akal bulusnya.....
Ada seorang murid yang telah lulus dan sukses merintis karirnya di perusahaan besar. Selalu setia menemani Sang Dosen untuk main tenis dengannya. Mereka bermain dengan imbangnya, dan rata-rata pertandingan ini memiliki permainan yang sepadan, Sang Dosen pun tidak pernah merasa dikalahkan, maupun pernah menang dalam setiap permainannya di usia lanjutnya ini. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya, yang dapat bermain imbang dengan anak muda yang usiannya jauh di bawahnya. Ia selalu membanggakan keahlian dari permainan tennis dirinya kepada rekan sejawatnya yang juga sudah di suia lanjut.
Suatu hari Sang Dosen hadir dalam sebuah tournamen tenis eksekutif, dan begitu terkejutnya ia, menyaksikan murid tersebut bermain sangat cemerlang, dengan kecepatan gerak dan permainan yang luar biasa, smash dan servis yang mematikan, kecepatan bola yang cepat, dan keindahan mengembalikan bola, pancingan-pancingan dasyat maupun peletakan bola yang akurat.... semua ini membuat Sang Dosen tercengang...
Diapun menyadari selama ini Sang Murid bermain dengan dirinya hanya sebagai wujud ‘bakti dan balas budi’, bila dalam permainan yang sesungguhnya, tentu saja ia tak akan mampu menghadapi muridnya yang keluar sebagai Juara dalam turnamen itu.... Dan berkata dalam hatinya: “Ia adalah murid yang berbakti... yang pasti akan berhasil di Dunia, dan memiliki kebahagiaan di Surga”
Ulasan Penulis:
Ini adalah pelajaran hidup yang berharga dan indah, ada kalanya kita tidak perlu memamerkan semua kemampuan kita ketika menemani dan bermain dengan orang-orang tua yang berjasa kepada kita. Permainan hanyalah permainan dan Keindahan dari permainan adalah pada persahabatan dan rasa saling menghargai dan memiliki itulah pertandingan kehidupan yang sesungguhnya.
Sebenarnya seseorang dalam puncak usia yang akan memasuki usia lanjut, hanya membutuhkan teman untuk berbagi, teman untuk bercerita, teman untuk menemaninya mengisi hari tuanya... mereka membutuhkan orang yang selalu dapat hadir di sampingnya, menemani melewati masa tuanya.
Tetapi kenyataannya, Sudahkah kita memperhatikan orang tua kita sendiri, apa lagi para guru kita dan dosen yang telah berjasa mengiringi kesuksesan diri kita...
kadang kita melupakan hal yang simple ini, dan lebih fokus pada diri sendiri...
Kunjungilah mereka, telponlah mereka, dengarlah cerita mereka, dan temanilah di waktu senggangmu untuk bermain dan pergi bersama....
Semoga sebuah cerita ini dapat memberikan inspirasi juga bagi kita semua yang membacanya.
Salam Mudita,
Neng Xiu
Mudita Center
Dua sisi dalam dirimu...
Seseorang mungkin saja menghiasi hati kita, dengan canda tawanya, dengan cinta kasihnya, dengan perhatiannya. Pada saat itu hanya kebahagiaan dan kebahagiaan yang kita rasakan. Tetapi sadarilah semua orang tidak selamanya dalam keadaan yang sama. Suka dan Dukha selalu berganti, senang dan sedih itu satu paket. Jadi seseorang pun dapat berubah menjadi seseorang yang tidak kita harapkan. Ia pun dapat menghiasi kita dengan emosinya, amarahnya, kebenciannya, kekalutannya, keserakahannya, dan mungkin kekanak-kanakannya. dan pada saat itulah 'neraka' berada di depan kita. Memang tidak mudah untuk menerima dua sisi kehidupan ini...
Manusia memiliki sifat, dan sifat itu terdiri dari dua sisi. baik dan buruk. siapa yang biasa melatih sisi baiknya maka kelihatan ia akan memiliki mood yang selalu baik, ia akan menjadi sahabat yang menyenangkan, menjadi orang yang memberikan motivasi bagi hidup kita. tetapi bukan berarti ia tidak memiliki sisi buruk. Sisi buruknya pun dapat muncul sewaktu-waktu, dan karena sisi baiknya telah memberikan aura yang kuat bagi dirinya maka sisi buruk jarang memiliki kesempatan untuk keluar. tetapi jangan senang dulu, begitu sisi buruk ini dapat keluar, ia mungkin akan menjadi sesuatu yang 'luar biasa', jadi... sadarilah.. orang yang ramah pun masih memiliki emosi, jangan pancing dia untuk emosi maka bisa 'meledak'. Orang sabar pun, bisa kehilangan kesabarannya, jadi jangan pancing dia untuk terus-terusan menahan kesabarannya... hehehhehe.... ternyata susah juga jadi orang baik yah hehehhee... ini juga 'sadari' dan lihatlah sewajarnya jadi kamu tidak kecewa bila melihat sahabatmu yang paling baik sekalipun masih bisa marah, bisa kesel dan bisa 'ngamuk'
Demikian dengan orang yang memiliki sifat yang kurang baik, bukan berarti dia tidak memiliki sifat baik..., hanya saya ia akan sulit untuk mengontrol sisi baiknya tersebut... karena auranya lebih dominan dengan sisi buruk. Sekuat-kuatnya ia berbuat baik, tetap saja terlihat buruk oleh orang lain, karena ia tidak mampu mengekpresikan sifat baiknya. setulus-tulusnya ia mengerjakan sesuatu tetap masih dilihat tidak tulus oleh mereka yang dibantunya... karena ia pun tidak mampu mengekspresikan ketulusan itu sendiri. Akhirnya ia akan beranggapan dari pada tanggung berbuat baik, lebih baik tidak sama sekali. Nah sebagai sahabat, sudah sebaiknya kita belajar untuk membantu mereka yang memiliki sifat yang seperti ini untuk memberikan kondisi yang baik kepadanya. memberikan kesempatan kepadanya untuk terus mencoba dan mencoba. Hasilnya jangan kaget, bila sesorang yang dengan tekad yang kuat dan bantuan dari semuanya, bisa berubah menjadi orang yang menyenangkan. karena secara pengalaman orang seperti ini lebih berwarna, memiliki banyak pengalaman, dan begitu menemukan cinta kasih dan kasih sayang yang tulus dari sahabat yang membantunya.. percayalah auranya akan berubah dari merah tua menjadi merah muda... 'pink' colour telah mewarnai hidup barunya....
Setelah membaca catatan ini percayalah tidak ada yang tidak bisa berubah, semua bisa menjadi indah atau tidak tergantung bagaimana kita memerankan dua sisi dalam hidup kita. Semua itu butuh perhatian khusus dan tidak mudah. Lebih sulit mempertahankan kebaikan, dan lebih mulia lagi mengubah keburukan menjadi keindahan......
Salam Mudita, Mudita Center
Manusia yang Seutuhnya
Dalam kehidupan ini, tidak ada yang yang mau disalahkan, tidak ada orang yang mau disakiti, tidak ada orang yang mau dihina, tidak ada yang mau dicuekin, tidak ada orang yang mau hidup sendiri, dan yang jelas hampir semua orang tidak ada yang sudi untuk menderita. Bila pada dasarnya kita tidak mau hal diatas terjadi pada diri kita, namun mengapa hal tersebut paling sering terjadi dan menimpa siapa saja di dunia ini?
Dalam Hidup ini juga, semua orang ingin hiudpnya bahagia, ingin hidupnya terpenuhi, ingin hidupnya tenang, ingin selalu senang, ingin selalu disayang, dihargai, didengarkan dan dikasihi. Tetapi mengapa juga keinginan kita seperti yang diharapkan kadang jarang terjadi…
Sebenarnya semua hal itu datang dan pergi dalam setiap detik, setiap menit setiap hembusan nafas dalam hidup kita, tetapi terlalu jarang bagi kita untuk memperhatikannya… Pada saat kebahagiaan itu muncul banyak dari kita menganggap hal itu sebagai suatu hal yang biasa, Tetapi begitu ketidakbahagiaan itu mencuat, kita segera menjadikannya sebagai suatu hal yang ‘luar biasa’.
Padahal semua itu muncul secara bergantian. pada saat bahagia.. orang kurang menyadari bahagia datang padanya, pada saat mendapat perhatian sekalipun, mereka tidak menyadari pentingnya perhatian sesama kita. Tetapi pada saat datangnya segala masalah, ternyata kita sangat ‘memperhatikan’ betul masalah apa yang datang, mengapa datang, karena siapa, bagaimana dan lain sebagainya.
Hasilnya sudah dapat dikatakan, kita menjadi jarang memperhatikan diri sendiri, karena terlalu sibuk memperhatikan orang lain, terlalu sibuk menyalahkan orang lain, terlalu sibuk menganggapi orang lain. selalu obyek yang menyebabkan diri kita menderita adalah dari pihak luar. tidak pernah sadar bahwa diri sendirilah yang sesungguhnya berperan dalam meraih kebahagiaan, dan diri sendirilah penyebab dari penderitaan.
Jadi apapun yang anda rasakan… sadarilah, renungkanlah, resapilah dan jalanilah apa adanya. jangan selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan dan menyalahkan waktu. semua itu adalah proses yang harus kita jalani untuk mendapatkan ‘kedewasaan dan kebijaksanaan dalam kehidupan’. Tiada orang yang bertambah matang, bila tidak melewati waktu dan prosesnya, tidak ada orang yang mengerti makna kehidupan bila tidak pernah melihat, merasakan, dan menjalani dua sisi kehidupan. Maka dari pada itu apapun bentuknya Hiduplah dengan selalu bersyukur, hiduplah dengan menikmati kehidupan itu sendiri, hiduplah berdamai dengan ‘kehidupan’ itu sendiri, Terimalah dua sisi kehidupan yang datang silih berganti pada diri kita, maka kita akan menjadi MANUSIA YANG SEUTUHNYA.
Salam Mudita,
Neng Xiu - Mudita Center
Kepuasan dan Kesederhanaan
Ketidakpuasan sesungguhnya akan memacu motivasi seseorang untuk berjuang, dan meningkatkan kadar hidup dan prestasi dirinya. Tetapi bukan berarti ketidakpuasan itu sendiri membelenggu hidup seseorang. Selama seseorang tidak merasa puas dengan keadaannya maka ia akan berusaha untuk memenuhi hasrat keinginannya. Sesungguhnya keinginan itu tidak ada habis-habisnya untuk diikuti dan sangat sulit mengukur tingkat kepuasannya.
"Merasa puas, mudah di sokong, sederhana hidupnya" kesannya adalah mengajarkan seseorang untuk tidak mengejar materi. tetapi kalau ditelaah lebih dalam lagi sesungguhnya bukan demikian.
Ketika seseorang telah dapat menerima apa yang telah dikerjakannya, apa yang telah diusahakannya, dan apa yang telah di raihnya sesungguhnya inilah kepuasan bagi dirinya, tidak perlu merepotkan orang lain, tidak membuat susah orang lain, dan hidupnya pasti akan jauh dari permasalahan, pikirannya tidak terlalu rumit, makannya pun lahap, tidurnya pun nyenyak. inilah kehidupan yang sederhana.
jadi kesederhanaan bukan hanya dilihat dari sekedar materi.
Dengan memiliki materi dan kehidupan yang kecukupan maupun lebih, kita harus dapat mensyukurinya, merasa puas dengan hasil keringat kita sendiri, dengan tidak melekatinya serta dapat berbagi dengan orang lain. Inilah yang disebut dengan kesederhanaan. Memiliki bukan untuk sendiri tetapi memiliki untuk berbagi dengan sesama.
Dengan demikian seseorang sudah sewajarnya mengejar prestasi, harus berkerja keras tanpa harus terbelenggu di dalamnya. Hidup ibarat air yang mengalir, yang dapat mengaliri sawah dan ladang disekitarnya, dari dataran tinggi yang akhirnya mengalir ke samudera luas, menguap menjadi awan dan akan turun sebagai hujan, untuk kembali lagi memberi kehidupan pada semuanya.
Memang sulit mengukur tingkat kepuasan seseorang, tetapi biar bagaimanapun kita membutuhkan rasa penasaran dan rasa keingintahuan serta ketidakpuasan yang positif untuk mendorong kita agar dapat bekerja lebih maksimal lagi. Seperti rakit yang masih kita butuhkan untuk menyeberangi sungai atau lautan. ketika telah sampai pada tujuan, sudah pasti kita tidak membutuhkannya lagi. Tidak perlu membawa rakit itu sepanjang perjalanan anda di daratan (kecuali ada banjir hahhahaha) karena hanya akan membawa penderitaan dan beban yang berkepanjangan. Bila kita melekat pada 'rakit' maka kita pasti tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati.
Artinya bila kita telah sampai pada level tertentu merasa puaslah dan berbagilah pada sesama kurangi kemelekatan, terimalah apa yang menjadi milikmu dengan hati yang lapang dan sadarilah itu semua hanya sementara, dengan demikian kita akan bahagia dalam menjalani hidup ini. Sederhana dalam pola pikir, sederhana dalam bertindak, sederhana dalam bertutur kata, sederhana dalam kehidupan adalah orang yang bersahaja.
Salam Mudita,
Neng Xiu