Sang Dosen yang Baik dan Siswa yang Bijak

Cerita ini terinspirasi oleh pengalaman pribadi Li Jia Tong ( 李家同 ) yang merupakan penulis buku, sastrawan ternama di Taiwan. Hubungan beliau dengan murid2nya sangat unik, dan selalu mengajak murid-muridnya secara random untuk menemaninya untuk beraktifitas. Baik di hari biasa maupun hari libur.  Walau hanya untuk menemani makan, pergi ke toko buku, bermain tenis, belanja ke supermarket, menelpon bercerita dan bertukar pikrian dengan para murid-muridnya ini.

Tentunya tidak semua siswanya cocok dengan sikap dosennya , ada yang merasa di’teror’, tetapi banyak yang melakukannya dengan sepenuh hati dengan ketulusan tanpa pamrih, karena dosen yang sudah tua ini memang terkenal unik dan penuh dengan cinta kasih. Hubungan yang erat ini masih terus berlanjut walau para muridnya telah menduduki jabatan penting di berbagai bidang.

Dosen yang unik ini, juga tidak sungkan-sungkan membangunkan muridnya dari mimpi indahnya hanya untuk di ‘culik’ menemani bertanding tenis dengan beliau. Pernah ada muridnya rela pindah tidur di bawah ranjangnya hanya untuk menghindari ‘sergapan pagi hari’. Dengan harapan dapat menikmati hari libur dan tidurnya yang nyaman. Memang pengalaman adalah segalanya, Sang Dosen pun tahu akal bulusnya…..

Ada seorang murid yang telah lulus dan sukses merintis karirnya di perusahaan besar. Selalu setia menemani Sang Dosen untuk main tenis dengannya.  Mereka bermain dengan imbangnya, dan rata-rata pertandingan ini memiliki permainan yang sepadan, Sang Dosen pun tidak pernah merasa dikalahkan, maupun pernah menang dalam setiap permainannya di usia lanjutnya ini. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya, yang dapat bermain imbang dengan anak muda yang usiannya jauh di bawahnya. Ia selalu membanggakan keahlian dari permainan tennis dirinya kepada rekan sejawatnya yang juga sudah di suia lanjut.

Suatu hari Sang Dosen hadir dalam sebuah tournamen tenis eksekutif, dan begitu terkejutnya ia, menyaksikan murid tersebut bermain sangat cemerlang, dengan kecepatan gerak dan permainan yang luar biasa, smash dan servis yang mematikan, kecepatan bola yang cepat, dan keindahan mengembalikan bola, pancingan-pancingan dasyat maupun peletakan bola yang akurat….  semua ini membuat Sang Dosen tercengang…

Diapun menyadari  selama ini Sang Murid bermain dengan dirinya hanya sebagai wujud ‘bakti dan balas budi’, bila dalam permainan yang sesungguhnya, tentu saja ia tak akan mampu menghadapi muridnya yang keluar sebagai Juara dalam turnamen itu….  Dan berkata dalam hatinya: “Ia adalah murid yang berbakti… yang pasti akan berhasil di Dunia, dan memiliki kebahagiaan di Surga”

Ulasan Penulis:

Ini adalah pelajaran hidup yang berharga dan indah, ada kalanya kita tidak perlu memamerkan semua kemampuan kita ketika menemani dan bermain dengan  orang-orang tua yang berjasa kepada kita. Permainan hanyalah permainan dan Keindahan dari permainan adalah pada persahabatan dan rasa saling menghargai dan memiliki itulah pertandingan kehidupan yang sesungguhnya.

 

Sebenarnya seseorang dalam puncak usia yang akan memasuki usia lanjut, hanya membutuhkan teman untuk berbagi, teman untuk bercerita, teman untuk menemaninya mengisi hari tuanya… mereka membutuhkan orang yang selalu dapat hadir di sampingnya, menemani melewati masa tuanya.

 

Tetapi kenyataannya, Sudahkah kita memperhatikan orang tua kita sendiri, apa lagi para guru kita dan dosen yang telah berjasa mengiringi kesuksesan diri kita…

kadang kita melupakan hal yang simple ini, dan lebih fokus pada diri sendiri…

Kunjungilah mereka, telponlah mereka, dengarlah cerita mereka, dan temanilah di waktu senggangmu untuk bermain dan pergi bersama….

Semoga sebuah cerita ini dapat memberikan inspirasi juga bagi kita semua yang membacanya.

 

Salam Mudita,

Neng Xiu

Mudita Center