Bolehkah melihat Aura? Membaca Aura?

Pertanyaan: Amithofo sami, apakah boleh melihat aura? apakah penting belajar tentang aura dan cakra? Apakah boleh membuka cakra?

 

Jawab:

Namo Sakyamuni Buddhaya

Namo Amitabha Tathagataya

 

Salam hangat sahabat, secara sederhana pertanyaan anda adalah:

  1. Apakah boleh berkonsultasi untuk melihat aura?
  2. Apakah penting belajar tentang aura dan cakra?

 

Sahabat, bila sami diperkenankan menjawab sesuai pembelajaran sami selama ini, cakra adalah simpul energi tubuh yang menghubungkan kesadaran dan tubuh fisik sedangkan aura adalah pancaran energi dari cakra.

Aura sendiri, terdiri dari sangat banyak lapisan. Yang mana dinyatakan merefleksikan berbagai kondisi fisik dan batin.

 

Aura adalah refleksi batin, adalah hasil akhir dari kondisi pikiran, ucapan, dan perbuatan.

 

“Sebagaimana air di hulu sungai, bila terkotori, air di hilir pasti terkotori; demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terburukkan, maka cakra dan aura akan terburukkan.

Sebagaimana air di hulu sungai, bila terjaga kemurniannya, air di hilir pasti terjaga kemurniannya, demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terjaga kemurniannya, maka cakra dan aura akan terjaga kemurniannya.”

 

Dengan ini, sami diajarkan untuk lebih menekankan perhatian pada “Semurni apakah pikir, ucap, dan lakuku? Sekotor apakah pikir, ucap, dan lakuku?” karena dengan merenungkan demikian dan berusaha memurnikan tiga akar ini tanpa henti, cakra dan aura baru akan termurnikan sealami cahaya mentari memancar terang begitu mega mendung tersibak.

 

Bila ditanya mengenai berkonsultasi untuk melihat cakra, aura, jawabannya mirip dengan pertanyaan seputar, bolehkah membuka mata ketiga, berkonsultasi tentang kelahiran lampau, masa lalu, masa depan?

 

Sebelum menjawab ini, ada baiknya sami menyampaikan pesan berbagai kalyana mitra sami:

“Sebagaimana obat, semakin manjur terkadang akan terasa semakin pahit,

  • oleh karenanya, sedikit orang yang ingin segera tersembuhkan dari penyakit fisiknya.

Demikian pula kebenaran, semakin benar terkadang akan terasa semakin pahit,

  • oleh karenanya, sedikit orang yang ingin segera tersembuhkan dari penyakit batinnya (kebingungan, kesalah pahaman-moha)”

 

Masa lalu, masa depan, cakra, dan aura. Mengapakah hal-hal ini kini tersembunyi dari pandangan kita, manusia awam? Mengapa terdapat para pelatih diri dan para Suci yang mampu memahaminya dengan sangat jelas?

 

“Alam laksana ibu yang sangat baik, memberi anaknya hanya makanan yang  telah mampu dicerna perut mungilnya.

Demikianlah Alam memberi setiap insan hanya pengetahuan yang telah mampu dicerna tingkat kebijaksanaannya.”

 

Dengan memahami ini, kita akan paham bahwa, pengetahuan mengenai masa lalu, masa depan, cakra, dan aura, pengetahuan dunia spiritual, adalah tertutup dari mereka yang belum cukup kesadarannya. Mengapa? Semata-mata demi kebaikan masing-masing orang tersebut. Informasi-informasi tersebut hanya dapat diperoleh mereka yang melatih tingkat kesadarannya hingga otomatis mencapai kesiapan penerimaan informasi tersebut.

 

Pepatah mengatakan, “Rahasia Semesta tidak boleh dibocorkan”. Sebenarnya, apa yang disebut “rahasia”? Rahasia semesta adalah, pengetahuan yang belum boleh diketahui seseorang, yang belum siap mencernanya. Karena hanya akan menyebabkan salah cerna dan justru sangat berefek samping baik secara langsung maupun tidak langsung.

 

Dengan memahami ini, kita cenderung akan mulai mengetahui bahwa, sebelum kita bisa melihat dan memperoleh pengetahuan dari dalam diri kita tentang cakra, aura, masa lalu, masa depan, sebaiknya jangan bertanya pada orang yang dianggap “pintar”, karena, itu akan mendatangkan efek negatif yang bisa berakibat fatal pada kealamiahan pertumbuhan kesadaran spiritual kita.

 

Lalu, apa yang perlu kita lakukan?

“Sebagaimana air di hulu sungai, bila terkotori, air di hilir pasti terkotori; demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terburukkan, maka cakra dan aura akan terburukkan.

Sebagaimana air di hulu sungai, bila terjaga kemurniannya, air di hilir pasti terjaga kemurniaannya, demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terjaga kemurniannya, maka cakra dan aura akan terjaga kemurniannya.”

 

Jadi, sempurnakanlah pikir, ucap, dan laku kita sahabat, maka secara perlahan, cakra dan aura akan tersempurnakan dengan perlahan tapi pasti. Tidak ada yang instan, mengapa?

Sebab,

“Keindahan sejati memerlukan proses, yang memantapkan keindahannya.

Keindahan semu yang instan, tidak akan bertahan lama.”

 

Dengan demikian, sahabat, semoga kita dapat semakin bijak dalam memutuskan ingin berkonsultasi atau tidak, dan adalah lebih baik bila kita mulai berkonsentrasi dengan tekun pada proses pemurnian pikir ucap, dan laku ketimbang berfokus pada area yang belum perlu kita fokuskan.

 

Salam sahabat,

Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat senantiasa menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk

Amithofo

__/\__

SV.10.06.2013