Balada Seekor Kera

Kera terkenal tidak bisa diam.. lompat sana lompat sini… lari sana lari sini, curi sana curi sini, hidupnya tidak bisa diam, matanya tidak bisa diam, terus bergerak mencari sasaran, apa yang bisa diambil pun diambilnya. Apa yang bisa di timpuk ditimpuknya…

Ada saatnya kera bisa duduk diam dengan manis, ketika Induk kera baru saja melahirkan, dan menyusui anak-anaknya… induk kera melindungi anak-anaknya… anak-anak yang baru lahir sampai jadi baby kera juga demikian diam, tenang dan memperoleh perlindungan yang sesunguhnya. Memang cinta kasih dan kasih sayanglah yang dapat menaklukan ke’liar’an seekor kera.

Sampai di satu batang pohon terlihat seekor kera yang sedang diam sendiri, murung dan tidak ada tanda-tanda keceriaan, ternyata ia sedang termenung seorang diri, meratapi induk kera yang baru saja meninggal di tembak seorang pemburu… air mata meleleh di matanya, kera itu sebentar meraung, sebentar termenung… dan bermuram durja…..

Tetapi diantara kawanan kera yang sedang bermain-main ada satu Induk kera yang paling sesepuh dari kelompok kera yang memperhatikannya, dan kemudian mendekatinya.. dan memeluknya….
memberikan dekapan terhangatnya, agar anak kera tersebut tidak lagi merasakan perasaan terlukanya.

Sentuhan dan Kasih sayang walau bukan datang dari induknya sendiri juga ternyata merupakakan obat yang terbaik dan termanjur yang dapat dirasakan untuk mengobati rasa sakit dan kesedihan dirinya.

Doa Sang anak Kera, Semoga Semua Kera berbahagia, bebas dari penderitaan, bebas dari ketakutan, bebas dari kecemasan, dan dapat memberikan keceriaan di hutan yang ridang. Semoga semua mahluk apapun juga hidup berbahagia…Terima kasih semuanya, terima kasih perhatiannya.. terima kasih atas kasih sayangnya… untukku untuk semua mahluk…

Salam Mudita,
Mudita Center