What is The Path of Enlightment?
The Enlightment Path, is "a path" of consious awakening which could realize that...
There's no path of Enlightment. It just It is.
Pencerahan, adalah Jalan kebangkitan kesadaran yang pada akhirnya mampu menyadari bahwa,
sebenarnya tidak perlu ada jalan menuju pencerahan, ketika ke-aku-an dan ke-kau-an telah terpahami tidak ada dari awalnya.
Interpretasi Sutra Hati, Apakah Jalan Pencerahan?
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hangat sahabat,
Jalan menuju Pencerahan adalah, pemahaman ketanpainti dirian.
Sebenarnya, apakah ada jalan untuk Tercerahkan?
Sebenarnya, apakah ada inti diri? atau inti diri memang pada dasarnya tidak ada? =)
Karena makhluk mengira inti dirinya ada, maka Hyang Guru Buddha Sakyamuni, Ia Yang Telah Sadar Sempurna membabarkan, ada dukkha, ada sebab dukkha, ada jalan mengakhiri dukkha, ada akhir dukkha.
Padahal sebenarnya, karena inti diri pada dasarnya memang tidak ada, sehingga dukkha, sebab dukkha, jalan mengakhiri dukkha, dan akhir dukkha pun tidak ada.
Sehingga dikatakan, Kesunyataan Keakuan, Kesunyataan Dharma, Kesunyataan Sunyata.
-interpretasi Heart Sutra-
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Bagaimana kembali pada pemahaman tanpa inti diri?
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hangat sahabat,
Tanya: Bagaimana kembali pada pemahaman tanpa inti diri?
Jawab:
Ego bukan dihancurkan, melainkan diperluas hingga tanpa batas.
Maksudnya?
Mau menghancurkan ego, termasuk ego, karena ber"kehendak" =)
Ketika ego diluaskan hingga mencakup semua manusia, semua makhluk, semua benda, segenap semesta, artinya, engkau telah sadar bahwa engkau dan segenap semesta tidak terpisahkan, engkau adalah segenap semesta.
Ketika engkau BENAR-BENAR memahami bahwa engkau adalah segenap semesta, masih perlukah pengakuan bahwa engkau itu ada dan berdiri sendiri?
Kalau perlu, engkau masih mau mengaku pada siapa? =)
Sehingga terkatakan, mereka yang telah memahami dirinya adalah semesta, mengalami perluasan ego tanpa batas, menuju kondisi tanpa intidiri.
Tanpa inti diri bukan nihilisme, melainkan perfectisme =D
Konsep yang sempurna, namun masih cacat dibanding prakteknya =)
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Bagaimana Cara Menihilkan Ego Hingga Tanpa Batas?
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hangat sahabat,
Bagaimana cara meluaskan ego hingga tanpa batas?
1. Kasih (Maitri), perluasan kasih sayang pada anak, adik, kepada semua manusia, kepada semua makhluk, kemudian tingkat lanjut pada semua benda.
2. Simpati (Karuna), semangat menolong, keinginan meringankan penderitaan makhluk lain, diluaskan mencakup semua makhluk, mencakup segenap semesta. contoh: untuk bumi, bila melihat hutan gundul, munculkan semangat menolong yang besar walaupun belum tentu bisa menolong, tapi mindset sudah ada.
Simpati termasuk, Turut bersedih dan merasa bersalah ketika orang lain berbuat jahat, sehingga kita dapat mengubah orang lain perlahan2 dengan kekuatan pengayoman dan pengertian, bukan dengan kekerasan penghakiman dan kebencian pada kejahatan.
3. Syukur (Mudita), kemampuan bersykur, turut bergembra ketika ada hal baik yang terjadi pada diri kita, dan pada diri orang lain, makhluk lain, dan alam semesta.
Merasakan sukacita atau perasaan "so sweet" ketika melihat orang lain atau makhluk lain melakukan perbuatan baik sekecil apapun pada sesamanya ataupun semesta.
Rasa Syukur sangat dahsyat. Ia mampu mengantar kita langsung pada pemahaman bahwa Semesta dan diri adalah kesatuan
Karena, bila kita merasa senang bila ada orang yang berusaha menanam hutan yang gundul, dengan turut merasa bergembira saja, kita sudah meningkatkan level kesadaran kita, bahwa alam adalah diriku, sehingga kita berterimakasih dan bersyukur ketika ada orang yang berbuat baik pada alam, yang merupakan diri kita sendiri.
4. Keseimbangan batin, Ketika sudah berusaha baik, masih dijahati atau tidak mencapai hasil yang diharapkan, tidak patah semangat dan tidak menyerah, tetap stabil, paham bahwa semua perlu proses :-)
Ketika sudah berusaha baik dan berhasil, tidak sombong dan bermegah diri, terus melakukan kebaikan karena itu sudah sewajarnya.
Memahami bahwa kebajikan pada diri sendiri, makhluk lain, dan semesta, adalah wajar.
karena semua adalah kesatuan bukan?
Wajar berbuat baik pada diri sendiri, sehingga tidak ada yang perlu disombongkan. Mau disombongkan pada siapa lagi, bila sudah memahami pada dasarnya semesta tak terlepas dari cakupan diri? J
__/|\__Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
四大菩萨颂 Gatha Pujian Catur Maha Bodhisattva
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabhaya Tathagataya
四大菩萨颂
Gatha Pujian Catur Maha Bodhisattva
功德回响,为报佛恩,父母恩,国家恩,众生恩。。。
Semoga karma baik dari pernyataan kebenaran ini di limpahkan untuk membalas empat budi jasa besar: Budi Jasa Tri Ratna, Budi Jasa Orangtua, budi jasa Negara, budi jasa semua makhluk..
观音地藏文殊普贤,
四大菩萨本是己体,
慈悲大愿智慧大行,
四品藏在本来法性。
Avalokitesvara, Ksitigarbha, Manjusri, Samantabhadra,
Catur Maha Bodhisattva tidak melainkan kesejatian diri...
Welas asih, Ikrar agung, kebijaksanaan, maha upaya,
Semua tersimpan dalam kesejatian sifat Dharma diri (Dharmakaya)...
观音大悲无边疆,
视众皆为亲子女,
若念天下父母心,
众生本性观世音。
Welas asih Avalokitesvara sungguh tanpa batas,
Memandang segenap makhluk sebagai anak kandung...
Bila merenungkan hati semua orangtua di bumi,
Akan tersadari..watak sejati semua makhluk tidak melainkan Avalokitesvara...
Om Mani Padme Hum
地藏大愿难思量,
愿船乘起无量众,
若思天下孝儿心,
众生本性地藏王。
Ikrar Agung Ksitigarbha sungguh tak terukur,
Bahtera ikrarNya mengangkut makhluk tanpa batas..
Bila merenungkan hati semua anak berbakti di dunia,
Akan tersadari..watak sejati semua makhluk tidak melainkan Ksitigarbha...
Om Pramani Dhani Svaha
文殊智慧不思议,
慧日高耀破诸暗,
本来无物无无明,
众生本性本文殊。
Kebijaksanaan Sang Manjusri sungguh luar biasa,
Matahari kebijaksanaan mengusir segala kegelapan (batin)..
Pada dasarnya adalah sunyata, tiada ketidaktahuan (avidya) tiada kebodohan (moha),
Semua makhluk pada dasarnya adalah sama dengan dasar Sang Manjusri...
Om A Rapa Cana Dhih
普贤大行超境界,
十行为法界模范,
初心知理所当然,
众生本性本普贤。
Maha upaya Samantabhadra melampaui segala batasan,
Dasa ikrar menjadi teladan seluruh Dharma dhatu..
Bila merenungkannya dengan hati semula yang polos (beginners mind), menyadari itu adalah kewajaran semata,
Semua makhluk pada dasarnya adalah sama dengan dasar Sang Samantabhadra...
Om Samaya Stvam
四大菩萨本是己体,
己体本来无量无我,
万品具足究竟虚空,
众生本性本佛菩萨。
Catur Maha Bodhisattva tidak melainkan kesejatian diri,
Diri sejati pada dasarnya adalah ketanpaAkuan yang tak terbataskan..
Segala kebajikan utuh sempurna, semutlak kehampaan angkasa,
Dasar semua makhluk adalah tidak melainkan dasar para Buddha Bodhisattva...
无能无德修功德
不广不窄向菩提
-tidak berkemampuan, tidak berkebajikan namun tetap melatih karma baik menuju kebijaksanaan; tidak luas dan tidak sempit, menuju pada keBodhian-
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Apa itu Mudita Citta?
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabhaya Tathagataya
Salam hangat sahabat,
Mudita citta, perasaan gembira ketika melihat orang lain berbuat baik, adalah salah satu dari empat sifat mulia, Catur Brahmavihara, yang bila dipraktekkan serius juga dapat mengarahkan seorang yang teguh silanya, terlahir ke alam surga.
Melihat orang melakukan kebaikan apapun, katakanlah dalam hati:
"Saya turut berbahagia atas perbuatan orang itu" atau "saya mengagumi kebaikannya"
akan melatih kehangatan hati kita, melatih kesediaan kita untuk mulai mempraktekkan kebaikan-kebaikan yang dianggap kecil:
memungut sampah di jalan, mematikan air dan listrik di kantor atau sekolah ketika sudah tidak digunakan, membantu orangtua merapikan piring...
disamping itu, Brahma vihara, adalah pembabaran Buddha tentang sifat seorang Brahma. Sehingga bila sering dilatih, akan menciptakan atmosfir positif di sekeliling tubuh anda, dan mengundang para dewata untuk senantiasa turut bergembira atas segala perbuatan baikmu! :-)
Semua hal yang dianggap "kecil", baik disadari maupun tidak, akan sangat mempengaruhi tingkat kebahagiaan kita dalam kehidupan sebagai seorang manusia, dan kemudian, akan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik setelah akhir kehidupan ini.
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Metode Aplikatif Pemurnian Diri
Amithofo sami, terimakasih atas jawabannya, saya sulit memurnikan pikiran ucapan, dan perbuatan, dapatkah diajarkan cara yang tepat untuk itu?
Salam hangat sahabat,
Kita semua sama-sama belajar yah, sama-sama masih harus terus memurnikan dan menjaga pikiran, ucapan, dan perbuatan.
Sami diajarkan oleh berbagai kalyana mitra (sahabat baik dalam pembinaan kesadaran) tentang metode yang cukup aplikatif dan terasa sangat berperan dalam membantu sami memperbaiki berbagai kesalahan dengan signifikan walau belum benar-benar baik.
Sami diajarkan syair:
Syair tiga perlindungan
Saya berlindung kepada Buddha,
Saya berlindung kepada Dharma,
Saya berlindung kepada Sangha.
(dibaca tiga kali)
Syair PancaSila
Saya bertekad untuk menghindari membunuh, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Saya bertekad untuk menghindari mencuri, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Saya bertekad untuk menghindari asusila, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Saya bertekad untuk menghindari kata-kata yang tidak baik, tidak benar, dan tidak berguna (gosip, keluh kesah), baik sengaja maupun tidak sengaja.
Saya bertekad untuk menghindari mengonsumsi zat-zat yang melemahkan kesadaran, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Syair yang terlihat sederhana ini, diajarkan untuk dibaca minimal setiap pagi dan malam, tepat setelah bangun dan sebelum tidur. Untuk syair Pancasila, bahkan perlu dibaca setiap kali ada sila yang terlanggar. Misalnya ketika tanpa sengaja membunuh nyamuk, kita langsung membaca ulang sila pertama dalam hati, dengan penerbitan rasa bersalah bukannya mencari pembelaan dan pembenaran “Saya bertekad untuk menghindari membunuh, baik sengaja maupun tidak sengaja.”
Jadi, seminimalnya, adalah dibacakan setiap bangun pagi, malam, dan untuk PancaSila, setiap kali melanggar Sila. Tanpa disadari, bila sudah dijalankan hingga menjadi kebiasaan yang refleks, pikiran, ucapan, perbuatan kita akan termurnikan dengan sangat alami, dan jangan pernah kaget ketika kemudian ada yang memuji keindahan cakra dan auramu nantinya, karena kebanggaan akibat pujian itu dapat segera menutup terangnya aura dengan tabir kabut kesombongan yang halus.
“Berkonsentrasi pada kesempurnaan hasil akan justru mencacatkannya,
Berkonsentrasi pada kesempurnaan proses akan justru menyempurnakan hasil.”
Sehingga adalah baik bila kita lebih menekankan proses ketimbang hasil, sahabat. Bukankah bila sudah menyetiai proses yang benar, hasil yang sempurna hanya menunggu waktu untuk matang dan berbuah manis, sahabat? J
Bagi para sahabat yang belum mau menerima syair perlindungan pada Buddha, Dharma dan Sangha, dapat menggantinya dengan syair berikut:
Syair tiga perlindungan
Saya berlindung kepada Kesadaran Teragung dalam watak sejatiku,
Saya berlindung kepada Kebenaran Teragung dalam watak sejatiku,
Saya berlindung kepada Kesucian Teragung dalam watak sejatiku.
(dibaca tiga kali)
Untuk syair Panca Sila atau syair lima aturan dasar kehidupan, adalah sama.
Parameter termurnikannya cakra dan aura adalah, terbitnya kebahagiaan yang rendah hati dalam batin, yang dengan alami mengusir semua awan kegalauan penggelisah hati.
Salam hangat sahabat
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat senantiasa menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
SV.10.06.2013
Bolehkah melihat Aura? Membaca Aura?
Pertanyaan: Amithofo sami, apakah boleh melihat aura? apakah penting belajar tentang aura dan cakra? Apakah boleh membuka cakra?
Jawab:
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hangat sahabat, secara sederhana pertanyaan anda adalah:
- Apakah boleh berkonsultasi untuk melihat aura?
- Apakah penting belajar tentang aura dan cakra?
Sahabat, bila sami diperkenankan menjawab sesuai pembelajaran sami selama ini, cakra adalah simpul energi tubuh yang menghubungkan kesadaran dan tubuh fisik sedangkan aura adalah pancaran energi dari cakra.
Aura sendiri, terdiri dari sangat banyak lapisan. Yang mana dinyatakan merefleksikan berbagai kondisi fisik dan batin.
Aura adalah refleksi batin, adalah hasil akhir dari kondisi pikiran, ucapan, dan perbuatan.
“Sebagaimana air di hulu sungai, bila terkotori, air di hilir pasti terkotori; demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terburukkan, maka cakra dan aura akan terburukkan.
Sebagaimana air di hulu sungai, bila terjaga kemurniannya, air di hilir pasti terjaga kemurniannya, demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terjaga kemurniannya, maka cakra dan aura akan terjaga kemurniannya.”
Dengan ini, sami diajarkan untuk lebih menekankan perhatian pada “Semurni apakah pikir, ucap, dan lakuku? Sekotor apakah pikir, ucap, dan lakuku?” karena dengan merenungkan demikian dan berusaha memurnikan tiga akar ini tanpa henti, cakra dan aura baru akan termurnikan sealami cahaya mentari memancar terang begitu mega mendung tersibak.
Bila ditanya mengenai berkonsultasi untuk melihat cakra, aura, jawabannya mirip dengan pertanyaan seputar, bolehkah membuka mata ketiga, berkonsultasi tentang kelahiran lampau, masa lalu, masa depan?
Sebelum menjawab ini, ada baiknya sami menyampaikan pesan berbagai kalyana mitra sami:
“Sebagaimana obat, semakin manjur terkadang akan terasa semakin pahit,
- oleh karenanya, sedikit orang yang ingin segera tersembuhkan dari penyakit fisiknya.
Demikian pula kebenaran, semakin benar terkadang akan terasa semakin pahit,
- oleh karenanya, sedikit orang yang ingin segera tersembuhkan dari penyakit batinnya (kebingungan, kesalah pahaman-moha)”
Masa lalu, masa depan, cakra, dan aura. Mengapakah hal-hal ini kini tersembunyi dari pandangan kita, manusia awam? Mengapa terdapat para pelatih diri dan para Suci yang mampu memahaminya dengan sangat jelas?
“Alam laksana ibu yang sangat baik, memberi anaknya hanya makanan yang telah mampu dicerna perut mungilnya.
Demikianlah Alam memberi setiap insan hanya pengetahuan yang telah mampu dicerna tingkat kebijaksanaannya.”
Dengan memahami ini, kita akan paham bahwa, pengetahuan mengenai masa lalu, masa depan, cakra, dan aura, pengetahuan dunia spiritual, adalah tertutup dari mereka yang belum cukup kesadarannya. Mengapa? Semata-mata demi kebaikan masing-masing orang tersebut. Informasi-informasi tersebut hanya dapat diperoleh mereka yang melatih tingkat kesadarannya hingga otomatis mencapai kesiapan penerimaan informasi tersebut.
Pepatah mengatakan, “Rahasia Semesta tidak boleh dibocorkan”. Sebenarnya, apa yang disebut “rahasia”? Rahasia semesta adalah, pengetahuan yang belum boleh diketahui seseorang, yang belum siap mencernanya. Karena hanya akan menyebabkan salah cerna dan justru sangat berefek samping baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan memahami ini, kita cenderung akan mulai mengetahui bahwa, sebelum kita bisa melihat dan memperoleh pengetahuan dari dalam diri kita tentang cakra, aura, masa lalu, masa depan, sebaiknya jangan bertanya pada orang yang dianggap “pintar”, karena, itu akan mendatangkan efek negatif yang bisa berakibat fatal pada kealamiahan pertumbuhan kesadaran spiritual kita.
Lalu, apa yang perlu kita lakukan?
“Sebagaimana air di hulu sungai, bila terkotori, air di hilir pasti terkotori; demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terburukkan, maka cakra dan aura akan terburukkan.
Sebagaimana air di hulu sungai, bila terjaga kemurniannya, air di hilir pasti terjaga kemurniaannya, demikian pula aura, bila pikiran, ucapan, dan perbuatan terjaga kemurniannya, maka cakra dan aura akan terjaga kemurniannya.”
Jadi, sempurnakanlah pikir, ucap, dan laku kita sahabat, maka secara perlahan, cakra dan aura akan tersempurnakan dengan perlahan tapi pasti. Tidak ada yang instan, mengapa?
Sebab,
“Keindahan sejati memerlukan proses, yang memantapkan keindahannya.
Keindahan semu yang instan, tidak akan bertahan lama.”
Dengan demikian, sahabat, semoga kita dapat semakin bijak dalam memutuskan ingin berkonsultasi atau tidak, dan adalah lebih baik bila kita mulai berkonsentrasi dengan tekun pada proses pemurnian pikir ucap, dan laku ketimbang berfokus pada area yang belum perlu kita fokuskan.
Salam sahabat,
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat senantiasa menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
SV.10.06.2013
Ulasan Singkat Saddharma Pundarika Sutra
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabhaya Tathagataya
Salam hangat sahabat,
untuk membantu lebih banyak umat Buddha memahami dan memperoleh manfaat tak terkira dari Saddharma Pundarika Sutra, sami memberanikan diri mencoba memberi sedikit ulasan singkat yang mungkin dapat membantu saudara/i seDharma, atau bahkan semua umat manusia mulai menapakkan langkah pertama dalam mempelajari Saddharma Pundarika Sutra..
Saddharma Pundarika Sutra adalah sutra tertinggi karena merupakan sutra yang memberikan ramalan pencapaian keBuddhaan pada semua makhluk yang mampu bertemu dengannya (mampu berkesempatan mendengar dan menerima sutra ini) paling sulit dipahami, namun dapat diyakini.
Karena semua keagungan dan kemampuan gaib Sang Buddha yang luar biasa, semuanya dibabarkan di sutra ini (bab 21, halaman 325) jadi bagi yang belum punya dasar pelajaran dari kitab2 lain, mungkin akan agak kewalahan dalam mempelajari sutra ini.
Berdasar hasil sharing dengan beberapa bhiksu da bhiksuni senior, serta praktisi-praktisi Buddhis yang juga mempelajari Saddharma Pundarika Sutra, dihasilkanlah panduan singkat sebagai berikut:
1. Jumlah Dharmapala/pelindung mereka yang menjunjung, menghormati, mempersembahkan apapun, membaca, menghafal, walau hanya satu syair atau bahkan hanya nama dari sutra ini adalah sangat banyak, dapat di baca di: Bab 1, halaman 2-3 (berisikan makhluk2 dari lokadhatu, makhluk fana yang melindungi Buddha Dharma); bab 15, halaman 247, jumlah Bodhisattva pelindungnya lebih luar biasa lagi, hampir tak terhitung. Bab 26; Bab 27.
Sehingga, mereka yang meletakkan Saddharma Pundarika di rumahnya, menjaga Pancasila semampunya, dan setiap hari bernamaskara pada Saddharma Pundarika, apalagi membabarkan manfaat Saddharma Pundarika, akan terlindungi oleh sekian banyak Dharmapala.
2. INTISARI SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA terletak di Bab 2, mulai dari halaman 43-46, yang berisi:
Bahkan anak-anak yang sedang bermain,
dengan rerumputan, setangkai ranting, bahkan dengan kuku jarinya,
mengambar lukisan Buddha,
suatu hari nanti dipastikan akan menjadi Buddha.
bahkan orang yang yang dengan pikiran risau,
mempersembahkan sekuntum bunga pada rupa Buddha,
suatu hari nanti dipastikan akan menjadi Buddha (karena telah memasuki Jalun KeBuddhaan)
ini adalah suatu JAMINAN luar biasa, di mana, penghormatan sekecil apapun yang kita lakukan pada Tri Ratna, akan membuahkan hasil yang sama, keBuddhaan.
Selama ini, mungkin sebagian umat Buddha bingung dan ragu, apakah mungkin saya bisa mencapai Nirvana yang sepertiya sulit?
Ternyata, dengan dikukuhkannya melalui Saddharma Pundarika Sutra, kegelapan di masa depan sirna tergantikan cahaya keBuddhaan yang sudah dipastikan akan kita capai.
Sekarang, tergantung kita, mau dipercepat atau diperlambat saja, disesuaikan dengan semangat dan usaha kita.
Tapi, yang pasti adalah satu, dipastikan akan menjadi Buddha! =)
dan seolah belum cukup menggembirakan, Buddha menyatakan, yang mampu menerima, mempelajari sutra ini, sudah sangat dekat dengan pencapaian Anuttara Samya Samboddhinya, yang mampu menerima adalah Bodhisattva yang sudah lama menjadi murid Buddha namun belum sadar dengan jati dirinya I(bab 10, halaman 187)
3. Manfaat membaca, mengagungkan bahkan hanya judul dari sutra ini, membabarkan isinya pada orang lain walau hanya satu sair seperti yang telah dilakukan di atas, manfaatnya terdapat pada bab 10; lebih luar biasa lagi, di bab 16, 17, 18.
4. Bab 19, adalah kesaktian enam indera yang luar biasa, yang dapat diperoleh dengan penjunjungan menyeluruh apda Saddharma Pundarika sutra, dapat dibaca di bab tsb.
5. Bab 23, 24, 25 dan seterusnya, adalah teladan-teladan agung yang bila kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan, akan mempercepat pencapaian Anuttara Samyak Samboddhi kita.
6. dan, disempurnakan dengan, setelah baca Saddharma Pundarika Sutra, baca Amitabha Sutra, bertekad langsung Sukhavati, akan mampu capai Sukhavati tingkat atas (total 9 tingkat), karena dibantu kekuatan Saddharma Pundarika. Bab 23, hal 342
Semoga karma baik pembabaran singkat Saddharma Pundarika Sutra ini, dilimpahkan untuk semua makhluk yang pernah menjadi leluhurku dalam asamkheyya kalpa yang tak terbatas.
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Bagaimanakah bermeditasi? (1)
Pertanyaan:
Namo buddhaya, saya ingin ke Bali pada bulan Juni untuk berlatih meditasi, namun masih bingung bagaimana seharusnya melatih meditasi, apakah ada saran dari sami?
Jawab:
Namo Sakyamuni Buddhaya,
Namo Amitabha Tathagataya.
Salam sahabat.
Baik adanya.
Vipassana termunculkan dari samantha yang baik.
dan samantha tumbuh di tanah sila yang teguh.
Sebagaimana tunas bersemi di tanah yang subur dan lembab,
untuk mencapai kebijaksanaan, basahilah dahulu tanah batin kita yang telah lama kering oleh lobha, dosa, moha dengan siraman cinta kasih yang terus menerus.
Memahami ini, biasanya sami enderung melatih samantha dengan objek cinta kasih terlebih dahulu, sambil terus melatih menjaga keutuhan sila.
Bila ingin mencapai Jhana, perlu belajar menerapkan Buddha Dharma dalam kehidupan, dan, asthasila, tdidak makan setelah siang, juga sangat membantu dalam pemusatan pikiran.
Dari metta, lanjut ke Buddhanussati (perenungan keagungan Buddha), baru kemudian objek pernapasan. latihan meditasi ini bukan untuk sekali jadi, melainkan pelatihan perlahan tapi pasti.
Demikian sahabat, bangunlah samadhi di atas sila, bangunlah kebijaksanaan di atas cinta kasih.
Semoga senantiasa berbahagia agar dapat membagikan kebahagiaan.
Amithofo
__/\__
Manfaat Dharani bagi Mendiang dan Bagaimana Mengatasi Masalah Perekonomian
Pertanyaan:
Amithofo, Sami sebulan yang lalu ada family meninggal dan saya membacakan doa (Amitabha 5000x) kepada mendiang, dikarenakan tidak diurus oleh pihak keluarga (mayat diletakkan begitu saja di rumah duka ), setelah lewat 27 jam baru dimasukkan ke dalam peti mati, tiba tiba saya merasa mendiang berbisik kepada hati saya, tentang penderitaannya dan rasa dendamnya kepada keluarganya. saya bisa melihat dia berguling-guling menderita. Kemudian, saya membaca Unisha Vijaya dharani untuk mendiang.
Yang ingin saya tanyakan, mengapa saat itu saya tiba tiba bisa merasa mendiang berbisik kepada saya sami, dan setelah membacakan Dharani, keesokan harinya mendiang datang berterima kasih kepada saya, apakah ada yang salah dengan diri saya sami?
dalam masa pelatihan ini, setiap tanggal 1 dan 15 imlek saya makan setengah hari saja, tiap hari melafal sutra dan mantram. Mengapa sekarang perekonomian semakin terpuruk,dan hampir menyerah...
Amituofo...
Jawab:
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hangat sahabat, tidak ada masalah selain anda sedang menuai karma buruk dari masa lalu.
Mengenai proyeksi kesadaran mendiang, sudah lewat, sudah tidak perlu dibahas benar tidaknya, karena anda sudah melakukan hal yang benar menurut Buddha Dharma, tanpa peduli benar tidaknya, doakan dengan cinta kasih.
Sekarang, mengenai buah karma buruk anda dalam bidang perekonomian, daripada duduk diam menunggu badai berlalu, lebih baik kita mempersiapkan berbagai sarana untuk mencegah diri kehujanan lebih parah kan?
Ubahlah ombak setinggi sepuluh meter menjadi tidak mengerikan dengan cara mempelajari seni berselancar.
Ubahlah masalah yang kelihatannya akan mempurukkan kita menjadi pemacu kreativitas kita dalam mengkreatifkan diri dalam berbagai seni marketing.
Pelatihan spiritual yang anda lakukan, adalah sangat positif dan telah membantu mengurangi efek karma buruk dengan signifikan.
Salam sahabat.
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013
Pertanyaan tentang Penyelenggaraan Altar Buddha
Pertanyaan:
Kabar baik dan bahagia selalu dari kami...
semoga sami tidak bosan2 nya menjawab pertanyaan2 bodoh saya yang masih awam ini.
Setelah terakhir saya bertanya saya tentang altar dewa dan Buddha.
Setelah membaca dan merenungi apa yang telah dijelaskan kepada saya.
Sekarang saya bertekad penuh dalam hati dalam waktu dekat ingin memohon altar Buddha di rumah.
yang ingin saya tanyakan:
Selama ini saya sembahyang dewa, jika sekarang saya ingin menggantinya dengan altar Buddha, apa yang harus saya lakukan?
apakah boleh saya sendiri yang membuka altar nya utk diganti dgn altar buddha, atau harus orang yg pintar dan mengerti yang bisa membuka altar dewa nya?
mohon petunjuknnya...
Dan jika saya ingin memohon rupang Bodhisatva Avalokitesvara, Menurut sami selain avalokitesvara, sebaiknya perlu rupang siapa lagi untuk kami?
maaf jika pertanyaan nya awam sekali.
trims..
Amitofo
Jawab:
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Amitabha Tathagataya
Salam hormat sahabat,
Pepatah menyatakan, mereka yang menyadari kebodohan merupakan orang bijak masa depan. Apalagi yang anda lakukan bukan kebodohan, hanya ketidak tahuan biasa. dan terlebih lagi, pertanyaan anda adalah didasari semangat untuk menuju pada Kebenaran Sejati.
Barangsiapa yang ingin melaksanakan ajaran Hyang Buddha dengan sukacita, sudah dapat dipastikan akan menjadi Buddha suatu saat nanti.
Sahabat telah bertanya tentang Dharma ketika merasa tidak tahu dan bukannya malah sok tahu, itu merupakan pelaksanaan dari Raja Ikrar Agung keenam Samantabhadra Bodhisattva.
Bagaimana mungkin pertanyaan yang tulus dan rendah hati dari seorang calon Buddha dapat menyebabkan sami sampai berani merasa terganggu dan menganggapnya bodoh?
Justru sami yang mohon maaf atas segala keterbatasan dalam waktu menyampaikan jawaban dan kualitas jawaban yang masih terbatas.
Itu adalah niat yang sangat agung.
Sebenarnya bila dilakukan sendiri juga bisa, karena seseorang yang telah berlindung pada Tri Ratna, Buddha Dharma Sangha, otomatis sudah menjadi murid langsung dari Hyang Buddha Sakyamuni. Yang mana merupakan Guru Dewa dan Manusia, surga ada 26 tingkat yang mana kesemuanya tidak kekal, Buddha melampaui semua tingkatan tersebut.
Artinya, dengan memahami ini, dengan murid Buddha, bila dengan kerendahan hati, berdasarkan kekuatan Buddha, Dharma, dan Sangha, pasti dapat berkomunikasi baik-baik dengan semua Brahma dan dewa.
boleh jelaskan saja, contohnya mungkin boleh seperti ini:
"wahai para dewa yang terhormat, saya telah berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha. Saya telah bertekad untuk menjadi Buddha, sehingga ingin mengadakan altar Buddha di rumah. Marilah bersama-sama berlindung pada Buddha Dharma dan Sangha, karena dengan demikian akan membawakan kebahagiaan tak terbatas bagi kita dan semua makhluk.
Karena keterbatasan tempat, izinkanlah saya mengganti altar sederhana ini dengan altar untuk mengagungkan para Buddha Bodhisattva.
Semoga semua jasa kebajikan dari pemujaan dan penghormatan Sang Junjungan Semesta, dilimpahkan sepenuhnya untuk kebahagiaanmu, wahai dewa yang bajik, dan kebahagiaan semua makhluk, yang masih dalam lautan penderitaan tanpa batas, agar senantiasa berbahagia dan segera mencapai Kesadaran Tertinggi, KeBuddhaan."
Setelah itu boleh nianfo Amithofo beberapa kali, lalu sambil menata altar sambil Nianfo.
Mengenai altar Buddha, bila tidak ada rupang tidak perlu dipaksakan, gambar Buddha juga boleh.
Ada rupang atau gambar Buddha Sakyamuni sebenarnya sudah cukup, bila diinginkan, boleh juga ditambahkan Avalokitesvara Bodhisattva dan Kstigarbha Bodhisattva, ketiganya biasa diagungkan sebagai 娑婆三圣 (Tiga Arya Dunia Saha).
Sudah baik adanya.
Salam sahabat
Semoga jawaban sederhana dan sedikit dukungan semangat dari sami bermanfaat bagi perkembangan batin dan kebahagiaan sahabat.
Semoga senantiasa berbahagia sehingga dapat selalu menebarkan bibit kebahagiaan pada semua makhluk
Amithofo
__/\__
Salam Mudita
SV.10.06.2013