Antara yang hidup dan yang mati

Kisah ini dipersembahkan kepada mereka yang masih larut dalam duka karena
kehilangan dan berpisah dengan yang dikasihi untuk selamanya :

Seorang ibu dikarenakan berhalangan untuk mengantar anaknya yang kecil ke sekolah,
ia mengijinkan anak pertamanya bawa mobil mengantar adiknya ke sekolah.

Saat mereka bersenda gurau penuh kebahagiaan di dalam canda tawa,
datanglah mobil lain dengan kecepatan tinggi menghatam mobil mereka,
seketika itu juga mereka meninggal dunia.

Sang ibu mengalami stress dan sangat kehilangan,
Ia sama sekali tidak dapat menerima kematian anaknya.
Ia berpikir semua karena kesalahannya juga karena kelalaiannya,
ia harus mendapatkan kematian 2 orang anak-anaknya
Penyesalannya sangat mendalam dan tidak terlupakan.

Dan kemudian ia menciptakan neraka serta dunia kelam bagi dirinya sendiri,
sampai harus dibawa ke psikiater, sedangkan suaminya sendiri juga psikiater.
Akhirnya hidup dalam kecemasan dan menciptakan neraka bagi dirinya sendiri.
Yang hidup telah ‘mati’… sampai kematiannya datang dan benar-benar mati.

Tetapi apakah yang terjadi dengan kedua anaknya yang meninggal?
Karena kondisi pada saat kecelakaan mereka sedang bercanda tawa penuh kebahagiaan dan tanpa disadar mereka meninggal dengan suka cita dan penuh cinta, kejadian yang begitu cepat sekali, membuat mereka langsung meninggal di alam bahagia anak-anaknya terlahir di surga penuh dengan kebahagiaan,
tidak kekurangan dan selalu berkecukupan
seperti tidak pernah merasakan ‘mati’

Tetapi mereka sedih sekali melihat penderitaan ibunya,
yang masih hidup tetapi ‘tidak hidup’
inilah kondisi manusia karena ‘kemelekatan’
yang telah mati dengan damai memperoleh ‘bahagia’nya ,
tetapi mengapa yang masih hidup seakan-akan telah ‘mati’?

………….. understand?????????
WAKE UP!!!!!! SEBELUM terlambat

—– *** —–

“Belajar melepaskan apa yang menjadi milik kita” 
Sesuatu yang telah diberikan, kita pikir itu MILIK kita
sesuatu yang telah didapatkah, kita pikir itu MILIK kita
sesuatu yang diperoleh, kita pikir itu adalah MILIK kita
semua MILIK kita, PUNYA kita dan menjadi HAK kita
 
Tanpa kita sadari begitu kita terpisah darinya 
begitu sakit rasanya…
begitu dalam penderitaannya…
begitu besar kehilangannya
begitu dalam jurang kesedihannya….

Ia datang tanpa diundang…
Ia pun pergi tanpa berbekas…
Ia yang datang dan pergi semua bukan milik kita 
dan tidak perlu kita menderita karena melekatinya
 
selagi bersama, bahagialah
selagi memiliki, hargailah
selagi ada, rasakanlah

sewaktu berpisah, kenanglah
sewaktu pergi, relakanlah 
sewaktu kehilangan, lepaskanlah.

Saat jodoh telah berakhir, relakanlah, lepaskanlah…
Setiap orang terlahir di dunia ini dengan tangan kosong.
Ketika perannya berakhir,
sampai di sanalah skenario kehidupannya.

Salam mudita dari Mudita Center