Sering kita mendengar “Cinta Mati”,
tapi sejauh mana kita mengerti arti dan maknanya?
Apakah Cinta sampai mati?
Apakah mati karena cinta?
Apakah karena cintanya sudah mati?
Apakah demi cinta seseorang rela mati?
Atau karena cinta perasaan itu jadi ‘mati’?
Atau apapun yang terjadi cinta itu sudah harga mati….
tidak bisa di tawar, tidak bisa digantikan,
tidak bisa direbut, tidak bisa tidak! Harus hukumnya?
Biasanya orang yang sudah mematok “cinta mati” inilah akan mengalami dua hal.
Pertama, ia adalah orang yang paling bahagia dengan pilihannya bila dapat bersama sampai mati nanti, karena hanya dengan pilihannyalah Ia bisa berbahagia, dan benar-benar bahagia.
Kedua, ia adalah orang yang paling menderita bila tidak memperoleh cintanya, atau seseorang yang dicintainya meninggalkannya. Ia tidak akan bisa menerima kenyataan dari harga mati yang sudah di patoknya dari awal… deritanya kadang terbawa sampai mati.
Harga dari sebuah cinta mati sangatlah mahal, karena terdiri dari dua unsur:
Pertama unsur kesetiaan, inilah yang paling mulia dari sifat manusia di muka bumi.
Kedua unsur kebodohan, karena tidak dapat menerima perubahan dan kenyataan hidup, Hidupnya menjadi ‘mati rasa’ bila seseorang yang dicintainya meninggalkannya, karena harga mati yang telah ditanamkan ternyata membuat ia ‘mati’, kecuali ia bisa ‘bangkit’ dari ‘mati’.
Cinta adalah sesuatu yang indah adanya,
tetapi ‘cinta mati’ itu relatif adanya,
Bukan karena hanya satu orang, hidup kita total berubah,
bukan karena satu orang, cinta dan perasaan kita menjadi mati.
Bila mendapatkan pasangan yang sesuai… itulah harga keindahan dari cinta,
Bila mendapatkan pasangan yang bertentangan dengan yang diharapkan, tetapi ia adalah ‘cinta mati’ kita, maka permainan perasaan itu akan sangat menyiksa dirimu sendiri.
Bila ditinggal seseorang yang kita cintai,
bukan berarti tidak mungkin akan datang kembali sosok sang cinta senjati,
walau tidak ada bentuk perasaan yang sejati.
Bila cinta sudah harga mati, jika pada akhirnya putus cinta itu datang,
ingatlah kehidupan ini masih panjang, masih banyak yang bisa dikerjakan!
Seperti kata pepatah ‘patah satu tumbuh seribu’…….
Biarlah bunga di hatimu patah setangkai,
tetapi akan masih banyak bunga-bunga lain
yang akan terus berkembang menghiasi relung hatimu.
Kalau ada ‘cinta hidup’ mengapa harus memilih ‘cinta mati’?
Salam Mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com