Posted by Neng Xiu in Sebuah Renungan
Pemahat dan Pamatung Kerajinan Batu, tentulah orang yang paling mengenal sifat dan karakter dari berbagai jenis batu, tentu saja kita semua tahu bahwa sebuah batu sangat sulit untuk dihancurkan,
membutuhkan kesabaran, dan ketelitian, membutuhkan tekad yang kuat dan praktek kebajikan yang tidak sedikit.
Nenek moyang kita telah membuktikan dengan berdirinya candi-candi peninggalan sejarah yang spektakuler, jaman serba canggih saja kita sulit membayangkan bagaimana proses pembuatannya..
Mereka pembuat es balok, paling mengerti juga bagaimana proses pembuatan es batu, mengamati proses air menjadi es batu, yang dapat bermanfaat banyak untuk segala aspek kehidupan. Dari kebutuhan untuk para nelayan, restoran, ice made, dll.
Sampai pemahat patung es yang dengan karya-karya spektakulernya juga, menunjukan air yang sifatnya cair ternyata juga dapat menjadi bongkahan batu es yang dapat di pahat dan diukir menjadikan satu karya besar seperti pameran istana es…
Walau pun batu es begitu keras, tetapi tetap akan kembali pada sifatnya semula menjadi zat cair walau butuh proses seiring perubahan sang waktu.
Bagaimana bila “Hati” kita menjadi sekeras batu?
Ini yang paling sulit, bila Hati sekeras batu karang, bagaimana mau menghancurkannya?, bila Hati sekeras es batu, bagaimana untuk dicairkannya? Dan bila mau dipikir-pikir lagi, mengapa kita mau menyiksa diri sendiri dengan bepikiran sekeras batu atau memiliki hati yang membatu? sesungguhnya hanyalah menunjukan kebodohan bathin kita…
Bila saja mau merenungkan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin berubah di dunia ini, dan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin untuk diubah. Bila saja kita mau untuk melunakan hati kita, maka kita baru akan bisa menerima siapapun yang datang pada kita, bisa menerima apapun yang kita peroleh dan dapatkan, bisa menerima saran dan pandangan untuk kemajuan kita dan bisa menerima bentuk perhatian orang kepada kita.
mengapa harus membatu?
Bila sebongkah batu saja bisa di hancurkan oleh air yang sangat lembut, mengapa hati kita tidak bisa?
Semua ada di tangan kita sendiri, Sebelum membuat hati menjadi sekeras es batu, lebih baik mencoba untuk mencairkan butiran-butiran air yang mulai mengkristal di hati, dengan memancarkan kehangatan cinta kasih dan kasih sayang dari pelita hati yang menerangi hati. Mencoba memberikan kehangatan dari rasa kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan, keramahan, dari sebuah ketulusan di hati kita semua.
Atau tetap bersikukuh pada pendirian yang lebih keras dari batu karang? tetapi hanya membuat penderitaan pada akhirnya? atau tetap bersikeras sampai banyak orang yang terluka perasaan dan jiwanya termasuk melukai diri sendiri…
Atau sebaliknya mau membuat hidup lebih indah dengan kelembutan hati?
semua ada di tangan kita sendiri…..
Salam mudita,
Neng Xiu
www.muditacenter.com