Pikiran manusia memang sulit untuk dikendalikan, terkadang kita banyak mengunakan pembenaran untuk hal yang salah, dalam hal ini adalah karena untuk pembelaan diri sendiri.
Dan terkadang tidak dapat melihat kebanaran dan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, yang dalam hal ini karena didasari oleh iri hati atau ketidaksukaan pribadi.
Sulitnya melihat kebaikan sebagai kebaikan, kesalahan sebagai kesalahan.
semua dikarenakan sangat sulit menilai diri sendiri,
Sulit membangkitkan kebaikan di dalam diri, dan sulit mengendalikan kesalahan diri sendiri.
Apapun itu selama kita dapat mempelajari sifat-sifat kita, menyadari semua kesalahan kita, dan berusaha untuk merubah diri kita ke arah yang benar dan positif.. semua baik adanya.
Tidak ada orang tidak pernah salah, tetapi kita belajar dari kesalahan. Apapun harus dapat diterima, apapun harus mau dipelajari.. maka kita akan menjadi lebih baik lagi.
walau sulit tetapi harus di praktekan, jangan berhenti sampai disana saja..
harus berjuang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi…
mari bersama melangkah dalam kemajuan bukan dalam kemunduran..
Sadari semua orang memiliki kelebihannya sendiri, memiliki kekurangannya sendiri dan harus terus berusaha untuk bersama-sama saling mendukung dan memotivasi…
Ada cerita tentang seekor anak burung unta yang ingin belajar terbang, setelah hidup bersama beberapa waktu dengan orang tuanya, Ia merasa malu karena orang tuanya tidak bisa terbang, sedangkan sejak dilahirkan Ia sering mengamati burung-burung lain yang dapat terbang kesana-kemari.
sedangkan sebagai burung unta. mereka hanya bisa berlari kesana-kemari, menari dan berputar-putar.
Akhirnya ketidakpuasan melanda dirinya.
Ia pergi meninggalkan komunitasnya dan berguru pada burung gereja. Kawanan burung gereja pun menertawakannya.. dan mereka meninggalkannya.
Ia pantang menyerah, terus mencari guru baginya untuk bisa terbang, dan pergi menemui kawanan burung beo, burung beo berkata:”Aku sejak lahir sudah punya sayap, tetapi aku hanya dilatih untuk bicara, hidup dalam kandang bagaimana bisa terbang, orang membutuhkan suaraku, bukan keindahanku dalam mengepakan sayapku.”
Lalu Anak Burung unta tersebut, masih penasaran mencari burung elang, dan sampainya disana, burung elang dengan sombongnya berkata:” lihat badanmu yang begitu besar, bagaimana kau bisa membawa badanmu yang berat itu untuk mengarungi angkasa raya? Sudah jangan bermimpi…. pulang sana!”
Masih pantang menyerah dan pergi menemui burung nazar (burung pemakan bangkai)… Lalu Kawanan burung nasar itu senang dengan hadirnya burung onta yang bodoh itu.. mengantarkan makanan lezat untuk mereka… Mereka pun berkata:”kami akan mengajarimu terbang… tetapi kamu harus terbang dari puncak bukit ini… dan terjun ke jurang dibawah sana dengan mengepakan sayapmu… sekarang belajar dulu di daratan ini untuk mengepakan sayapmu, kemudian berlari sekuat tenaga untuk terbang melewati puncak tebing ini sampai di puncak tebing seberang…”
Apa yang terjadi? Burung onta itu jatuh ke dalam jurang dan menjadi mangsa empuk bagi para burung nazar yang kemudian berpesta pora.
Seandainya burung unta itu mendengarkan nasihat orang tuanya, maka ia akan baik-baik belajar tarian burung unta, dan akan hidup dengan bahagia.. menghibur semua orang di kebun binatang… dengan keanggunan tariannya, membuat dirinya di hargai sebagai burung ‘balerina’… dan ‘penari handal’, atau pun sebagai ‘burung pelari marathon’… Tetapi semua berubah mengenaskan karena kebodohannya dan ketidakpuasan dirinya…
Salam Mudita,
www.muditacenter.com