Kebahagiaan memang datang hanya sesaat… tapi mengapa penderitaan datang itu dirasakan sangat ‘lama’ sekali dan terus menerus hadir dalam setiap moment?
Padahal itu hanyalah gerak-gerik pikiran kita. Pikiran kita selalu lebih mudah me’nandai’ kesedihan, kekesalan, kebencian, ketidakbahagiaan. dan agak lambat untuk me’nyensor’ kebahagiaan.
Seperti kita ketahui sessungguhnya dalam pedihan ada pengalaman berharga. dalam kepahitan ada kesembuhan yang berarti. dalam kekacauan sekalipun ada ketegaran dan usaha untuk keluar dari semua itu. Demikianlah mengapa hanya kebahagiaan yang ‘luar biasa’ yang baru terekam dengan baik dalam memori kesadaran kita. Kebahagiaan yang biasa-biasa saja tidak terlalu di’tandai’ oleh bentuk pikiran kita. Mungkin karena sudah dianggap sesuatu yang biasa.
Jadi ingatlah kondisi kehidupan ini adalah satu paket adanya.
Bahagia dan Menderita itu saling membelakangi, seperti dua sisi koin, hanya saja bedanya pada saat kebahagiaan datang, penderitaan ada di sisi bawahnya yang tertutup, tapi pada saat penderitaan itu datang bahagia juga berada di sisi yang tertutup.
Hanya orang yang bijaksana akan mau dan dapat melihat koin dengan dua sisi itu dari sudut berdiri, sehingga dapat dengan jernih melihat keduanya.
Hidup dengan penderitaan sesungguhnya hidup dengan kebahagiaan, hanya saja kebahagiaan yang intensitasnya sangat lemah.
Hidup dengan kebahagiaan sesungguhnya juga hidup dengan penderitaan yang intensitasnya lemah.
jadi dengan mengerti hakekat yang sesungguhnya maka senang bahagia akan saling mengisi satu dan lainnya.
Lupakan penderitaan, berjuanglah untuk mengubah keadaan dengan sekuat tenaga membalikan keadaan. Mereka yang memiliki sense of humor dapat melihat sesuatu dengan sisi yang indah. menjadikan kesedihan menjadi gelak tawa. membuat air mata kepedihan menjadi air mata bahagia.