Berbagai proses perjalanan hidup yang kita alami. Tentunya sahabat-sahabat dalam perjalanan hidup juga ada yang datang dan ada yang pergi. Tidak selamanya dapat selalu bersama.
Saat berjalan bersama dalam jalan yang mulus, memang banyak yang merasakan indahnya hidup bila diisi dengan keceriaan dan kebersamaan dengan mereka yang disayangi. Walau dalam perjalanan terdapat sedikit gangguan, namun semua itu bukanlah menjadi masalah selama bisa berkumpul jalan bareng sama-sama, adalah hal yang menyenangkan bagi sebagaian orang, tetapi ada juga yang tidak suka keramaian dan kebersamaan merupakan sedikit ‘gangguan’ bagi sebagaian orang lainnya. Memang masing-masing memiliki karakter yang berbeda, tetapi bila dicermati intinya sama: “tiada orang yang senang kesepian”.
Bagi orang yang senang menyendiri sekalipun, tanya pada mereka apakah mereka tidak kesepian? Jawabannya pasti iya, namum mengapa tidak mau pergi bersama-sama? karena mungkin belum bertemu dengan teman seperjalanan yang cocok, bila sudah bertemu… wah dijamin nga akan kesepian lagi.
Nah bila saatnya kita harus berjalan di pematang sawah atau di pinggir pembatas empang, tidak lagi bisa berjalan bersama-sama bergerombolan, karena masing-masing orang harus berbaris dan memperhatikan langkah kakinya sendiri-sendiri, atau bisa-bisa terperosok ke sawah atau nyebur ke empang. Tetapi bagaimanapun juga keramaian tetap menghiasi suasana sepanjangn jalan itu, suara-suara saling mendukung maupun canda tawa terlihat dalam keceriaan yang dirasakan karena kebersamaan dalam barisan tetap yang harus berjalan dengan hati-hati. Yang belakang melihat yang depan, yang depan tetap berjalan lurus ke depan tetapi karena kepedulian sewaktu-waktu melihat juga ke belakang, khawatir bila ada teman yang tertinggal jauh di belakang. Inilah sebuah kebersamaan.
Jalan setapak juga banyak kita temui dalam perjalanan kehidupan kita, saat kita harus memperhatikan diri sendiri, kita juga saling mendukung dan membantu teman-teman yang lainnya, agar tidak tertinggal dan terus dapat bersama.
Namanya Perjalanan pasti ada persimpangan, nah disanalah hukum perubahan itu berlaku, tidak selamanya teman-teman kita terus dalam satu jalan yang sama, karena sejak lahir tujuan kita masing-masing berbeda. Sama hanya karena kondisi dan keadaan yang mendukung. Berbeda karena capat atau lambat akan dihadapkan pada persimpangan.
Dimana kita masing-masing harus melanjutkan langkah kaki sesuai dengan arah dan tujuannya. Tidak mungkin kita selalu bersama-sama terus, dan memaksakan kehendak bagi semua teman-teman untuk mengikuti arah dan langkah kaki kita.
Disinilah dibutuhkan kebijaksanaan dalam berpikir dan melihat sesuatunya. Kadang kebersamaan menimbulkan perasaan nyaman dan menjadi keterikatan yang akhirnya menjadi sumber kemelekatan. tiada yang rela untuk berpisah. Semua kenangan indah selama bersama akan menjadi tali dan belenggu yang tidak rela untuk diputuskan.
Berbeda halnya bila berjalan dengan orang yang dibenci atau tidak disukai, saat dipersimpangan doa terbesar kita adalah semoga mereka mengambil jalan yang berbeda atau jalan lain. Saat mereka memilih jalan yang berbeda puji dan syukur terucap dari dalam hati kita, begitu senangnya kita karena sepanjang perjalanan penuh dengan kenangan buruk yang hanya menyakitkan hati saja. Padahal harus direnungi juga tidak sedikit juga kenangan indah dan pengalaman berharga yang didapatkan saat berjalan bersama dengan orang yang tidak sehati dengan kita.
Tetapi anehnya dari kebanyakan kasus yang ada, entah mengapa dan bagaimana mereka yang tidak sehati ternyata terus selalu mengiringi langkah kaki kita… nah inilah yang disebut sumber penderitaan baru dalam proses perjalanan selanjutnya.
Bila direnungi lebih dalam lagi, hal ini juga bukan sesuatu yang negatif, karena mereka semualah kita dapat belajar kesabaran, belajar lebih tegar dan lebih semangat lagi, belajar untuk memaafkan, belajar untuk mengasihi dan belajar untuk bertambah bijaksana.
Selamat menikmati perjalanan hidup kita, arah dan tujuan mana yang akan ditempuh semua adalah pilihan hidup kita, harus dijalani dengan suka cita. Saat bersama, rasakan kebersamaan itu, saat berpisah juga jangan menyesal dan jangan bersedih, karena semua itu hanya sementara, ada perpisahan maka akan ada pertemuan kembali di persimpangan jalan berikutnya bila ada waktu, dan ikatan jodoh yang kuat.
Jadikan sahabat sebagai penyemangatmu, Dan yang luar biasa adalah jadikan musuhmu sebagai sahabatmu. Karena tidak selamanya orang yang memusuhi kita akan selamanya menjadi musuh dalam hidup. Dan Semoga semua yang menjadi sahabat kita akan selalu menjadi sahabat. Itulah hal yang terindah dalam hidup.
Salam Mudita,